"I miss you," gumam Lano, tulus.
"Gue geli sih sebenernya, tapi ya miss you too lah ya," Mensa menepuk-nepuk punggung Lano.
"Gimana kalau nanti kita makan pecel lele sekalian lo nganterin gue pulang?" tawar Mensa setelah mengurai pelukan mereka.
Mendengar ajakan Mensa yang sudah lama tidak di dapatkannya, tentu saja Lano menjawabnya dengan anggukan semangat.
Dari arah dapur, Sean datang dengan nampan di atas tangannya.
"Kalian pelukan?"
Terkejut, Mensa dan Lano langsung melepaskan pelukan mereka dan menjaga jarak. Raut wajah Mensa sangat biasa, seolah pelukan tadi tidak berarti lebih baginya. Sangat berbeda dengan raut wajah Lano yang pias
"Iya, pelukan. Katanya Lano kangen main sama aku. Habis ini kalau aku pulang dianterin Lano gapapa kan? Biasa, bahas gosip baru," Mensa tersenyum manis seraya menerima sepiring masakan Sean.