Mensa membuka mata, menyipitkan mata karena cahaya lampu kamar yang terlalu menyorot ke matanya. Dahi Mensa mengerut, mendengar suara bising di sampingnya. Perlahan, Mensa menolehkan kepalanya, di depan rak terdapat Sean yang sedang sibuk memasukkan barang bawaan ke koper.
"Morning," sapa Sean seraya melemparkan kilasan lirikan.
Walau masih terasa lemas, Mensa mengubah posisinya menjadi duduk di pinggir ranjang. Mensa menatap gerak-gerik Sean tanpa mengatakan apapun.
Sean mengangkat tangan kirinya. "Sekarang jam empat lebih tiga puluh menit. Lima belas menit lagi kita turun ke bawah. Lo siap-siap ya,"
Mensa tersenyum miring. Bahkan tanpa mengatakan apapun, Sean akan selalu mengerti tentang dirinya. Tidak ada seseorang pun yang ingin tetap tinggal setelah mendapatkan perlakuan kurang ajar seperti itu.
Sedang dalam mode tidak menginginkan apapun selain segera melarikan diri, Mensa menggeleng ringan. "Gue udah siap," jawabnya dengan suara parau.