Sean berlari mengelilingi hotel, mengancam Revilla pun sudah tak ada artinya lagi. Ini permainan yang hebat, bahkan Revilla yang orang-orang kenal sebagai sahabat Mensa pun enggan membuka suara ketika Mensa sudah berada di bawah kuasa Galang sekarang.
"Sialan," Sean terus mengumpati Galang dan Revilla, namun daalam hatinya ia terus berdoa semoga Mensa baik-baik saja.
Langkah kaki Sean terhenti ketika mendengar suara barang pecah dari salah satu kamar yang telah dilewatinya.
Firasatnya mengatakan bahwa Mensa berada di dalam kamar ini, Sean segera mengetuk-ngetuk pintu kamar tersebut.
"Mensa? Sa? Lo di dalem?" teriak Sean.
Sean semakin dibuat panik ketika mendengar suara bentakan Mensa di dalam sana. Tentu saja Sean tidak akan bisa membuka pintu kamar hotel yang terkunci menggunakan tangan kosong, Sean pikir jika melibatkan pihak hotel untuk membuka pintu ini akan semakin memperumit masalah nanti.