"Mensa Andaliona, I want to protect you, want to make you happy, want to love you every single day. Will you be my girlfriend, Mensa?"
Mensa terbungkam. Pikiranya kembali rumit. Apa lagi pemandangan pantai di hadapannya ini begitu mengacaukan pikirannya.
Ingatan itu, ketika Mensa di tinggal oleh seorang wanita paruh baya di pinggir pantai di malam hari, menahan dinginnya udara malam yang kian menusuk kulit gadis mungil yang tak tahu apa-apa. Mensa sampai pingsan karena menunggu. Hingga akhirnya hidup Mensa bagai tak tahu arah tujuan. Berkali-kali mencoba bunuh diri namun selalu gagal.
Bahkan jauh sebelum itu, udara pantai yang sekarang menerpanya membuat Mensa kembali teringat bagaimana perih luka fisik dan batin yang ia alami sejak kecil. Sabuk. Mensa mengalami trauma terhadap sabuk. Maka dari itu Mensa selalu memilih sekolah swasta yang longgar aturan.