"Lo punya rencana apa?"
Mensa bergumam, memikirkan jawaban yang tepat. Saat ini Mensa seperti sedang orang yang sedang tertangkap basah.
"Emmm, rencana apa?" tanya balik Mensa, gugup.
"Rencana malam ini." Jawab Sean polos.
Apa Sean tahu bagaimana reaksi melongo Mensa saat ini? Padahal Mensa sudah berpikir yang tidak-tidak terkait Sean menguping pembicaraannya dengan Revilla lewat telepon. Untungnya semua ekspetasi buruk Mensa tidak terwujudkan.
"Oh gosh," Mensa menghembuskan napas dengan lega. Mensa pikir, riwayatnya malam ini akan habis di tangan Sean.
Tak kunjung memberi jawaban, Sean langsung menggamit lengan Mensa. "Temenin, gue laper."
Bahkan pegangan tangan Sean tak di lepas meki lelaki itu hendak mengambil kunci mobil dan dompet di ruang santai. Meski sempat merasa tak nyaman diperlakukan seperti ini, namun Mensa berusaha untuk membiasakan diri.
Tunggu dulu, apa tadi? Membiasakan diri?