Sean membuka pintu kamar Mensa ketika jam sudah menunjukkan jam makan siang. Ternyata Mensa sudah kembali tertidur dengan pulas, bisa dapat dilihat dari napas Mensa yang sudah kembali teratur. Terlihat sekali wajah lelah Mensa.
Tidak ingin mengganggu istirahat Mensa, Sean kembali menutup pintu dan pergi ke ruang makan.
"Cepet amat perasaan. Mensa mana?" tanya Vano ketika melihat anaknya pergi ke ruang makan seorang diri.
"Mensa tidur," jawab Sean seadanya.
Suasana makan siang kali ini berbanding terbalik dengan suasana sarapan mereka tadi. Tidak ada senyuman, semuanya terlihat murung. Termasuk gadis kecil manis yang belum fasih berbahasa Indonesia seperti kakak-kakaknya.
"Mommy jadi keinget masa remaja Mommy. Ternyata masalah Mommy dulu gak ada apa-apanya di banding Mensa. Mommy aja udah beberapa kali coba bunuh diri. Mensa apa kabar?" Galena membuka suara.
"Mom," tegur Lano, merasa tak enak dengan ucapan Galena.