Ponsel Sean bergetar, nama Mensa muncul di layar ponselnya. Cepat-cepat Sean mengangkat panggilan, karena matahari belum lama terbit. Takut sesuatu hal buruk terjadi kepada Mensa sepagi ini.
"Sa, lo kenapa? Abang lo ngapain—"
{Kepada tuan Seanel Davre yang terhormat, diharapkan pukul sembilan sudah berkumpul di sekolah untuk melakukan tugas penelitian biologi}
Rasanya Sean ingin mengumpat sekarang juga. Padahal Sean sudah takut Mensa kenapa-kenapa, apa lagi terdapat orang yang mesti di waspadai di rumah Mensa. Siapa lagi jika bukan Kevan.
{Lo kenapa? Tadi mau ngomong apa?} Mensa sudah menormalkan kembali nada bicaranya.
"Gapapa." Tiba-tiba Sean menjadi kesal kepada Mensa, merasa dipermainkan. Padahal Sean sendirilah yang membuat dirinya telah berpikir yang tidak-tidak.
{Gapapa mulu lo, kayak cewek}