"Lo ganti wallpaper hp lo?" Sean mengabaikan ocehan Mensa barusan.
Mensa berdecak pelan, kemudian menunjukkan layar ponselnya secara terang-terangan di hadapan wajah Sean.
"Demi keselamatan jiwa, raga, mental, rohanis gue yang sudah terancam. Gue gak peduli sama ancaman gak masuk akal lo tadi pagi. Biar gue tebak, kalau lo gak berani ci—"
Cup!
Sean menyeringai setelah berhasil mengecup bibir Mensa dengan sedikit di tekan.
"Gue gak pernah main-main tentang hukuman, Miss Andalonia."
Mensa mengerjap-ngerjapkan matanya berulang kali. Kemudian meneguk salivanya dalam-dalam. Berusaha mengumpulkan kesadaran yang baru saja sempat menghilang di renggut oleh ciuman Sean.
Sekali lagi, Mensa berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa Sean benar-benar telah menciumnya. Serius, DI BIBIRNYA?
