Mensa berjalan menyusuri trotoar di pinggir jalan. Saat ini Mensa seperti orang yang sedang ling-lung. Sejak tadi Mensa sudah berniat untuk menaiki angkutan umum yang ditawari oleh kenek. Namun Mensa tidak akan pernah bisa melupakan kejadian dimana ia di culik oleh supir angkutan umum ketika SMP dahulu.
Dalam hatinya ia terus menyumpah serapahi Lano dan Sean. Melupakan berbagai macam pertanyaan mengenai hubuungan antara Sean dan Lano. Padahal bisa saja Mensa tadi menunggu Lano sakit perutnya mereda. Namun perkataan Sean berhasil membuat Mensa tersinggung.
"Cowok gak punya hati," gerutu Mensa.
Mensa menghela napas ketika kakinya terasa pegal. Jarak antara rumahnya dengan rumah Lano adalah setengah kilometer. Sementara Mensa bukan lah tipikal orang yang semangat berolahraga.
"Gara-gara Sean si setan emang. Baru sehari kenal aja nyebelinnya minta ampun,"