Suara tepuk tangan menyambut Mensa ketika gadis itu telah menyelesaikan presentasinya dengan sempurna.
Mensa tersenyum puas kemudian duduk kembali di kursinya. Revilla, teman sebangku Mensa menatap temannya dengan bangga.
"Ck, seorang Mensa gak perlu diraguin lagi," Revilla berdecak kagum.
"Biasa aja kali gak sampai segitunya," balas Mensa rendah hati.
Di belakang Mensa, Sean berdecih sinis. "Ealah, segitu doang?" Sahut Sean dengan nada meremehkan.
Mendengar ucapan Sean, sontak Mensa langsung menoleh dan menatap Sean dengan tajam. "Jangan pernah harap lo bisa jadi temen gue," balas Mensa tanpa basa-basi.
Dalam hidup Mensa, ia tidak akan pernah menjadikan seseorang yang selalu meremehkan hasil kerja keras orang lain menjadi temannya. Jadi kepada murid baru yang sudah kurang ajar kepada Mensa, jangan pernah harap bisa berteman dengan Mensa.
Sean tersenyum miring. "Siapa juga yang mau temenan sama lo?"