Brak!
Terdengar suara bunyi gebrakan ketika Galena menaruh majalan itu di atas meja nakas dengan sekali hentakan. "Minggir sana, gue ngantuk." usir Galena tak tanggung-tanggung.
Vano hanya bisa tersenyum melihat sikap tak acuh Galena. Berusaha memaklumi hal tersebut. Mungkin jika dahulu Galena yang suka menganggap Vano seperti bunglon yang selalu berubah-ubah sikap. Tapi sebenarnya Galena lah yang seperti bunglon.
Jika kemarin Galena bersikap manis maka hari ini Galena akan bersikap sadis.
"Tapi kamu harus makan dulu Na," bujuk Vano, Galena menggelengkan kepalanya pelan.
Melihat Galena yang tetap keukeuh berserikeras pada pendiriannya membuat Vano mau tak mau menurutinya. Astaga siapapun tolong, adakah seseorang yang bisa meluluhkan hati Galena? Pantas saja Samuel menyebut Galena dengan julukan 'iblis cantik' !