Vano menangkupkan wajah Galena, ia mengecup dahi Galena dengan khidmat bertepatan dengan jatuhnya air mata Galena.
"Look at me," ujar Vano karena Galena sedari tadi memalingkan pandangannya dari iris cokelat itu.
Perlahan Galena menatap Vano dengan sayu, Vano mengusap rambut Galena dengan sayang.
"Aku tau kamu orang yang punya pendirian kuat, tapi aku mohon sekali ini aja kamu turuti apa kata-kata aku. Kamu tranplantasi, pengobatan, sembuh terus kita nikah punya anak yang lucu-lucu seperti yang kamu impikan. Kita wujudin semuanya, sesuai impian kamu. Aku, kamu jadi kita dan bikin lembaran cerita baru. It's okay, everything will be alright. Don't worry, I will be by your side."
Vano menarik tengkuk Galena kemudian melumat bibir manis itu, awalnya Galena tidak membalas lumatan Vano, pada akhirnya perlahan ia mulai membalasnya. Perasaannya sudah yakin dan percaya kepada siapa harus bersandar.