"Vano," panggil Galena, Vano yang sudah sangat mengantuk hanya bergumam dan menatap Galena dengan sayu. Rambut pria itu acak-acakan memberikan kesan gemas dan tampan sekaligus.
Galena menggeserkan tubuhnya ke pinggir ranjang, kemudian menepuk-nepuk bagian ranjang yang kosong. "Tidur di sini, tidur di kursi mulu nanti badan lo sakit."
Vano langsung membaringkan dirinya di sebelah Galena tanpa mengatakan apapun karena sudah sangat mengantuk, tak perlu membutuhkan waktu lama. Hanya menyentuh kasur, Vano sudah kembali tertidur sambil memeluk Galena dari samping.
Galena tersenyum tipis, ia mengubah posisinya menjadi duduk di pinggir brankar kemudian mengelus-elus rambut Vano membuat billionaire itu semakin terlelap dalam tidurnya.
Kemudian masuklah profesor Emir di temani dokter Raisa, awalnya kedua Dokter itu terkejut ketika memasuki ruang inap Galena, namun mereka berusaha membiasakan diri, sepertinya Galena mulai menetapkan kepada siapa ia harus bersandar.
