Profesor Emir bersama dokter Raisa berlari menuju ruang ICU, mencari Dokter spesialis ahli bedah saraf yang bernama Alvino Seano.
Vino mengelap keringat yang menetes di dahinya saat keluar dari ruangan ICU, ia menghampiri sepupunya yang sudah terduduk lemas sejak tadi di bangku tunggu depan ruang ICU.
Baru saja Vino membuka mulutnya hendak memberi tahu Vano sesuatu, tiba-tiba datanglah Profesor Emir bersama dokter Raisa dengan napas terengah-engah. Vino menatap kedua orang di hadapannya itu dengan bingung karena baru pertama kali melihatnya, sedangkan Vano sudah merasa tak asing dengan wajah Profesor Emir, ketika mengingat-ingat kembali siapa beliau, Vano baru teringat jika pria paruh baya itu mempunyai sesuatu hubungan dengan Galena.
"Maaf dengan dokter Vino?" tanya profesor Emir sopan, Vino menganggukan kepalanya meski masih merasa bingung.
"Iya benar, ada apa ya?"
