Jaeta terus mengetuk-ngetukkan jarinya di meja kamarnya terus berpikir apa yang sebaiknya ia lakukan sekarang.
"Kalau aku beritahu orang-orang pasti mereka tidak akan setuju dan melarangku. Bagaimanapun yang ngejalanin dan paham sebenarnya hubunganku dan Anala hanyalah kami berdua. Mereka hanya memikirkan sesuatu yang ga akan nyakitin Anala. Tapi ini tidak bisa dibairkan terlalu lama." Jaeta bicara masih dengan keraguannya saat ini.
Jaeta menatap jam dinding yang masih menujukkan belum tepat jam tujuh malam.
Pria berkaos pendek itu menarik napas dalam, "lagian udah beberapa kali aku coba jalan dengan Anala, tapi tidak ada yang berubah. Aku nggak ngerasain perubahan, lebih baik selesaikan ini secepatnya daripada bertele-tele yang akhirnya bikin kecewa juga. Itu pasti lebih menyakitkan.
Jaeta mengumpulkan tekad dan keberaniannya mengambil ponsel dan mencari kontak Anala.
.
Jaeta
Anala, kamu lagi sibuk nggak?