"Argh!" Anala meringis merasakan perih di pipinya. Ia menatap Tian tidak percaya dengan perlakuan yang baru saja ia dapatkan.
"Mudah sekali mulut kamu bicara! Dasar wanita tidak tahu diri!" bentak Tian kini sudah berdiri dengan mata berapi-api menatap Anala.
"Apa maksud kamu sebenarnya melakukan ini semua?" Anala mendongak menatap Tian yang berdiri di depannya.
"Karena kamu Kevin meninggal. Aku benci dia yang selalu memberikan segalanya untukmu, bahkan hidupnya juga berakhir karena seorang wanita sepertimu! Dia benar-benar bodoh. Bahkan sekarang kamu melupakan Kevin dan hidup bahagia dengan orang lain!"
"Lalu apa maumu!? Ingin aku hidup sengsara meratapi kepergian Kevin disepanjang sisa hidupku? Kamu pikir Kevin akan bahagia melihat itu?"
Tian langsung memegang wajah Anala dengan kasar dan tatapan benci, "jika aku memang ingin kamu hidup sengsara bagaimana? Memang itu mauku!"