"Papaaa," Anala mendekati papanya yang sedang duduk santai malam ini di sofa ruang tamu.
"Hm..." hanya deheman yang Raka berikan saat Anala kini menyender manja padanya.
"Ih kok jutek?"
"Lagi ada maunya pasti nih."
Anala hanya bisa memutar bola matanya malas, "ya ampun si papa gini amat sama anak sendiri. Emang ga boleh ya aku manja-manja ke papa? Aku Putri bungsunya papa loh, aku doang loh."
"Ya boleh lah, boleh banget malah. Tapi kalau endingnya cuma mau ngajak papa ribut, papa males banget."
"Enggak lah Pa, ga baik loh suudzon gitu. Kan aku cuma kangen dimanja-manja sama papa."
Raka melirik putrinya itu yang masih bersender padanya, "nah gitu dong. Papa kangen sama anak papa yang baik dan manis begini, ga bikin naik darah terus."
Anala tertawa sambil mengusap pelan tangan papanya, "maaf ya Pa, sering bikin papa marah, tapi jujur Anala ga maksud kok Pa. Anala sayang sama papa, cuma..."
"Cuma apa?"