Jaeta menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan, ia kembali memutar posisinya dan membawa Anala kembali masuk ke dalam pelukannya, "kenapa ga cerita dari awal? Ini bukan seutuhnya salah kamu, mungkin kamu sedang ada di fase sensitif, maaf juga karena ga selalu ada untuk kamu hingga di beberapa waktu aku kecolongan membiarkan kamu larut dalam kenangan masa lalu yang aku tahu pasti sangat indah dan bikin kamu sedih pada akhirnya. Aku minta maaf..."
Anala tidak bisa menjawab, ia hanya bisa diam berusaha mencari ketenangan dalam pelukan Jaeta. Ia bisa merasakan pelukan Jaeta ini sangat hangat dan tulus. Dimana lagi ia bisa menemukan pria dengan hati selapang ini?
"Aku akan berusaha perbaiki diri agar jadi lebih baik untuk kamu dan ga ada yang bisa ganggu kamu lagi." Jaeta terus mengelus belakang kepala Anala lembut.