"Protes apa?" Maurin mengerutkan dahi bingung.
"Nih lihat ma," Arvin memberikan ponselnya pada mamanya itu.
Maurin yang bingung hanya menuruti kemauan sulungnya untuk melihat apa yang ada di ponsel tersebut.
"Mama lihat kan? Maksudnya apa coba? Echa itu kan dijodohin sama aku? Lah terus kenapa dia malah pacaran sama orang lain? Dimana letak harga diri Arvin? Masa mama sama papa terus papinya Echa biarin ini gitu aja?" Arvin mulai menyampaikan apa yang sekarang ia permasalahkan.
Maurin terperangah, dibanding terkejut dengan berita yang Arvin perlihatkan, ia lebih terkejut dengan respon anaknya itu.
"Ma kok diam sih?"
"Kamu lagi sakit?" Maurin bergerak menyentuh dahi pria bertubuh jangkung itu.
"Ma, aku serius loh."