Aksa tertawa kecil dan mengangkat bahu, "entahlah, tapi aku tidak akan menyerah untuk Nala."
Jaeta menggertakkan giginya kesal, "hey! Bisakah untuk tidak mengusik apapun yang aku punya? Kenapa kamu selalu saja merusak setiap segi kehidupanku hah?"
"Punyamu?"
Jaeta kembali meletakkan helm yang tadinya sudah ia pegang, "aku dan Anala sudah resmi pacaran. Apa kamu masih berniat mengganggu?"
Aksa terkekeh sambil bersandar di mobilnya, "resmi? Lalu kenapa kalian tidak memberitahukannya pada orang lain agar tidak ada yang mengusik? Apakah orang tua Anala tahu? Apa orang disekitar kalian tahu? Kupikir tidak."
"Berhenti ikut campur urusanku!"
"Jaeta, bukankah kamu sangat mencintai kariermu? Hal seperti ini bisa mengancurkan semuanya bukan? Aku tidak percaya kamu bisa mengorbankan kariermu demi Anala. Kalaupun kamu mau mengorbankannya demi Nala, orang-orang disekitarmu tidak akan membiarkannya."