"Apa yang mereka bilang tentang kamu itu ternyata benar ya Jae, kamu egois dan nggak pernah mau melakukan sesuatu yang merugikan untukmu. Kamu hanya mempedulikan dirimu sendiri dan tidak peduli pada orang lain." Pandangan Anala meredup memperhatikan wajah Jaeta yang tegang.
"Terus sekarang gimana? Kamu maunya aku yang salah dan kamu enggak? Oke kalau emang begitu yang kamu mau."
"Ya nggak gitu juga!" sepertinya Anala sudah kehilangan cara untuk bersitegang dengan pria yang begitu keras kepala ini.
Jaeta mengusap wajahnya kasar coba menenangkan dirinya yang memang sangat emosi. Siapa memangnya yang tidak akan marah melihat pacarnya dekat dengan orang lain? Apalagi dengan orang yang begitu ia benci.
"Kita sama-sama lelah dan pikiran kita kacau. Terus berhadapan seperti ini hanya akan membuat semuanya semakin kacau." Jaeta mulai malas terus berseteru.