Arumi dan Rayyan sama-sama tidak bisa memejamkan mata malam itu. Hanya saja mereka berada di tempat yang berbeda. Arumi yang beberapa kali menangis karena Keenan dalam hitungan jam akan segera menikah dengan orang lain. Sedangkan Rayyan tidak bisa tidur karena memikirkan nasib Arumi. Dia menggenggam ponselnya sambil mondar mandir di dalam kamar. Dia berniat menelpon Keenan agar membatalkan pernikahannya. Tapi dia ingat Arumi akan marah padanya kalau dia sampai melakukan itu. Tapi kalau dia tidak menelpon Keenan, Arumi akan menderita lagi setelah ini. Apa yang harus ia lakukan untuk membuat Arumi bahagia?
Rayyan keluar dari kamar tamu. Berniat membuat secangkir kopi untuk menahannya tetap terjaga. Rasa sakit di kepalanya seakan juga ikut menetap di kepalanya. Apalagi sejak melihat Arumi menangis tadi.
Dia menyalakan lampu dapur dan mencari bubuk kopi yang ia perlukan. Entah ada atau tidak. Dia berharap ada, karena di rumah Arumi juga ada Pak Joko yang gemar minum kopi.