Rayyan belum merasa lebih baik setelah salat magrib. Tapi dengan tetap berada di rumah Arumi, membuat Rayyan merasa tidak tahu diri. Dengan menahan rasa pening di kepalanya, ia mengemasi barang-barang yang tidak seberapa itu ke dalam tasnya. Hanya kaos yang mau muntah tadi sore yang ia tinggal. Bahkan dia sudah mencucinya sendiri. Agar tidak merepotkan Arumi.
"Ray, mau kemana?" Tanya Arumi saat melihat Rayyan sudah rapi dengan kaos warna hitam pas bada dan celana jeans warna abu dan tangan kanannya membawa tas yang biasa ia bawa kalau pergi ke Bandung.
"Aku mau pulang, Rum. Aku ga enak kalau tetap di sini. Mumpung belum terlalu malam." balas Rayyan.
"Emangnya kamu sudah baikan?" Arumi juga sebenarnya sungkan jika Rayyan menginap di rumahnya. Tapi melihat keadaan Rayyan seperti itu, apa dia tega? membiarkan Papa kandung anaknya ini kembali ke Jakarta?
"InsyaAllah sudah."
"Kalau belum jangan dipaksakan, kamu bisa pakai kamar tamu."