Malam harinya Fadhil menunggui Aqila di kamar VIP rumah sakit bersalin ibu dan Anak. Arumi dan Ardan pulang lebih dulu. Karena Arumi harus membawa pulang cucian kotor dan juga tali pusat anaknya Aqila yang nantinya akan di pendam di depan rumah.
Setelah makan malam, Aqila tidak mau tidur. Selain karena memikirkan bayinya yang prematur, dia juga sama sekali tidak bisa tidur. Bahkan mengantuk pun tidak.
"Aqila, kamu tidur ya. Apa ga ngantuk? ini sudah jam sebelas malam." ucap Fadhil sambil memegang tangan Aqila. Sekarang sudah tidak ada penolakan dari Aqila. Aqila hanya pasrah. Setelah dia tahu kalau yang di depannya ini adalah Fadhil bukan Firman.
"Aku ga bisa tidur. Ngantuk pun enggak." ucap Aqila sambil merintih sakit karena obat anti nyeri yang disuntikkan diinfus sudah hampir habis.