Rayyan duduk diam lumayan lama di sofa. tampak sibuk memainkan ponselnya sampai tidak menyadari bahwa dia sedang menjadi pusat perhatian di antara Aqila dan Arumi. Ardan yang ada di sebelahnya pun tidak berani mengusiknya. Apa yang mereka pikirkan tadi tentang Rayyan yang bersikap tidak biasa, sepertinya memang benar. Ada sesuatu yang sedang disembunyikan oleh Rayyan.
"Aqila, kamu istirahat saja nak. Masalah Fadhil besok kita pikirkan lagi ya. Kamu harus cepat sembuh biar cepat pulang. Kalaupun tidak ada Fadhil, masih ada Papa dan Mama yang menjagamu." ucap Arumi sambil mengusap-usap kepala Aqila.
"Tapi Ma, aku ingin ditemani oleh suamiku. Apa memang Fadhil tidak mau memaafkan aku?" ucap Aqila.
"Fadhil ada di Jakarta Aqila. Dia baik-baik saja. Sudah kamu istirahat saja ya. Tapi jangan paksa Fadhil untuk ke sini dulu. Dia sedang banyak urusan di Jakarta." ucap Rayyan tiba-tiba. Semuanya pun menoleh ke arahnya.