Aqila terpaksa ikut Arumi ke dapur. Dia membantu menyiapkan sarapan untuk Fadhil. Meski malas, tapi dia harus melakukannya untuk menyenangkan hati mamanya. Daripada dia kena marah terus. Begitu kira-kira yang dipikirkan Aqila.
"Kamu harus belajar banyak resep masakan, Qila. Biar suamimu tidak bosen. Laki-laki itu suka sekali jika dimasakkan oleh istrinya. Enak, tidak enak pasti dimakan kalau dia benar-benar cinta sama kamu." ucap Arumi sambil menata makanan di atas meja.
"Iya Mama. Aku akan ingat kata-kata Mama."
"Maafkan Mama ya." ucap Arumi tiba-tiba. Aqila langsung menoleh pada Mamanya yang tiba-tiba saja meminta maaf.
"Untuk apa, Ma? Mama kan ga punya salah apa-apa sama aku."