Menghadapi sikap Aqila memang tidak mudah. Untuk Fadhil, banyak sekali dari diri Aqila yang membuat dirinya akhirnya menjadi lebih dewasa dari waktunya. Karena Fadhil harus ekstra sabar untuk menghadapi Aqila yang memiliki sifat keras kepala. Anehnya lagi semua kekurangan Aqila itu tidak pernah membuat perasaan cinta Fadhil padanya berubah. Meski banyak kekurangan, Fadhil tetap mencintai Aqila dengan sepenuh hati.
"Aqila, kamu marah?" tanya Fadhil. Mereka berdua sekarang berada di kamar yang sama.
"Tidak. Hanya sedih. Karena selalu saja dipojokkan oleh Papa dan Mama. Seolah aku ini yang selalu salah. Dan kamu yang selalu benar. Aku tahu aku ini tidak sempurna. Aku banyak kekurangan. Kamu saja yang bodoh kenapa harus memilihku? kamu harusnya cari wanita yang lebih baik dan lebih sholehah dari aku. Semua orang merasa aku tidak pantas untukmu. Karena aku dikira jahat sama kamu. Mereka tidak mau mendengarkan ucapanku. Selalu langsung menyalahkanku."
