Mungkin tidak pernah terbayangkan sebelumnya kalau dia bisa tinggal di panti asuhan seperti ini. Memiliki ibu yang begitu baik padanya. Tapi sayang perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya itu begitu membencinya. Nasya bangun tidur dengan keringat membasahi keningnya. Mimpi itu lagi. Saat di mana dia di bawah reruntuhan dan nafasnya terasa ingin berhenti waktu itu.
"Kenapa aku harus bersama orang yang bernama Awang? bahkan dalam mimpiku yang lain dia bukan seseorang yang sangat dekat denganku? Apa aku memang Ameera? apa aku memang anak Awang? siapa aku?" Nasya mencengkram rambutnya. Sampai saat ini dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Entah kenapa semua menghilang dari ingatan. Kecuali yang memang hadir kembali di mimpinya.