Aqila menarik perhatian dosen muda itu karena sketsa baju pengantin yang Aqila buat sangat bagus. Bukannya bahagia karena berkali-kali dipuji, Aqila malah justru risih dengan sikap dosen itu. Melemparkan pujian berkali-kali membuat Aqila malah semakin tidak suka.
"Aqila Cahaya Wiguna boleh aku minta nomor ponselmu? kapan-kapan aku mau main ke rumahmu. Mau bertemu kedua orangtuamu. Sesuai keinginan mereka. Bagaimana?" tanya Edo.
"Maaf Pak lain kali saja ya. Saya sedang buru-buru mau kencing nih Pak." Aqila menyambar tasnya lalu buru-buru lari ke luar ruangan. Jam mata kuliah memang sudah selesai. Tapi Edo masih betah di dalam kelas karena ada Aqila yang tadinya menunggu kelas berikutnya. Tapi karena sikap dosen itu yang menurutnya agresif, dia jadi merasa ketakutan.
"Aqila tunggu." teriak Yura. Yura melihat Edo sekilas lalu ikut berlari mengejar Aqila.
Bugg!! Aqila berlari sampai menabrak seseorang. "Aduuh!!"