Saking terpananya dengan lelaki yang ada di sebelah Axel, Haiva sampai lupa mematikan mesin mobilnya kalau tidak Aqila yang menegurnya.
"Heh, lagi banyak bensin kamu, Va. Matiin mesinnya. Ayo turun. Ngelamunin apa sih ini anak." gerutu Aqila.
"Eh, iya-iya maaf Qila. Habis cakep banget itu cowok. Semoga aja ga jutek kayak Axel. Dulu aku suka sama Axel waktu pertama ketemu di sekolah. Semakin kenal semakin bikin ilfil. Ganteng-ganteng jutek. Yang ini kayaknya ramah, Qila. Keluargamu benar-benar bibit unggul semua ya. Sampai anggota baru aja juga cakep. Kalau yang ini aku mau Qila. Ini kayaknya suami idaman. Coba lihat cara berdirinya. Keren banget."
"Iya ya keren, cakep, dewasa terus apa lagi? udah ayo turun. Nanti Mama nungguin khawatir lagi."
"Ya udah yuk." Haiva segera turun karena tidak sabar ingin segera berkenalan dengan orang yang sekarang menjadi kakaknya Aqila itu.
"Assalamualaikum.." ucap Haiva menyapa Axel dan Ardan yang sedang mengutak atik motor sport milik Axel.