Arsya dan Rara saling diam. Mereka diam karena bingung harus bicara apa. Arsya bingung cara meyakinkan Rara. Sedangkan Rara bingung menanggapi ucapan Arsya yang menurutnya ambigu.
"Lalu bagaimana jawabanmu Ra? Apa aku bisa mendapat jawaban sekarang? aku tidak mau menyesal seperti kemarin lagi. Gara-gara gengsi dan keras kepala, aku hampir saja kehilangan kamu.
"Saya belum bisa menjawabnya Pak." jawab Rara sambil meremas tangannya sendiri. Dia benar-benar tidak menyangka kalau Arsya masih mempunyai perasaan padanya.
"Kamu mau jawab kapan?" tanya Arsya
"InsyaAllah tiga hari lagi, Pak. Tapi Bapak serius dengan ucapan Bapak? entah kenapa saya masih ragu. Takut kalau Bapak cuma bercanda."
"Sejak pertama aku ketemu sama kamu, aku udah cinta sama kamu, Ra. Karena suatu hal kita akhirnya tidak jadi menikah. Padahal aku juga sudah minta izin sama Almarhum nenekmu. Lalu kurang serius apa aku sama kamu. Tolong kamu terima cincin ini ya."