Rara membalas pelukan Naya. Lalu berjongkok mensejajarkan tubuhnya dengan tinggi badan Naya yang mungil. Gadis kecil itu tersenyum manis pada gurunya.
"Bu gulu, Naya kangen.. "
"Bu guru juga kangen sama kamu, sayang. Sudah minum obat?" tanya Rara.
"Belum Bu gulu. Aku minum obatnya sengaja nunggu bu Lala datang. Hehe.." Naya terkekeh. Rara mencubit ujung hidung mungil Naya.
Keisha yang baru melihat kebersamaan Naya dan wanita yang bisa dia pastikan itu adalah Rara. Dia ikut senang karena belum pernah melihat Naya segirang ini sebelumnya.
"Kak lihat mereka." ucap Keisha lirih saat dia menghampiri Arsya.
"Ya begitulah mereka kalau bertemu, kei." jawab Arsya.
"Udah kak tunggu apa lagi? Kak Jihan juga pasti senang jika Naya ada yang merawat. Apalagi Rara terlihat sangat tulus menyayangi Naya. Biarkan Naya bahagia, Kak."
"Tidak semudah itu menggantikan Jihan di hatiku, Kei."