Naya duduk memperhatikan ibu gurunya mengajari dia mengenal angka. Dia bisa berhitung, tapi untuk mengenal angka dia belum bisa. Bu guru dengan pelan-pelan mengajari Naya. Dengan cara memberikan benda yang jumlahnya sama dengan angka yang sedang dia hafalkan. Bu guru meletakkan satu buah pensil di meja dan menempelkan kartu angka 1 di sebelah pensil itu. Begitu juga dengan angka-angka berikutnya.
"Pensilnya ada berapa ini Naya?" tanya bu guru.
"Sa-tu. satu. Satu bu guru."
"Ya coba kamu lihat angka satu itu seperti apa? tegak kayak pensil ya."
"Ya bu Gulu kayak pensil."
Naya sangat antusias mengikuti tambahan belajar bersama gurunya. Akhirnya hari itu dia sudah g
hafal 3 angka. Besok gurunya akan melanjutkan lagi.
"Ini angka berapa Naya?"
"Tiga bu gulu."
"Pinter,kalau yang ini?
"Satu bu gulu."
"Pinter lagi."
"Yang itu berapa?"
"Dua bu gulu."
"Anak pinter. Besok kita lanjut lagi angka 4-6 ya. Dikit-dikit lama-lama jadi bukit. Ya kan?"
"Bukit itu, apa bu gulu?"