Arumi duduk di kursi dekat ranjang pasien. Setelah mengucap salam pada Fathiya. Wanita yang dia beri salam itu menjawabnya meski dengan suara lirih. Fathiya tersenyum pada Arumi. Tapi sepertinya senyum yang dipakasakan. Arumi tahu hati Fathiya pasti sangat sakit. Dia akan mencoba bicara dengan Fathiya.
"Gimana keadaanmu, Fa?" tanya Arumi.
"Alhamdulillah baik, Teh. Ya cuma agak pusing saja."
"Ya orang hamil memang sering pusing. Makanya ibu hamil tidak boleh banyak pikiran."
"Iya, Teh. Gimana enggak kepikiran Teh? suami selingkuh di depan mata kepalaku sendiri. Sakit sekali Teh." Fathiya terisak lagi.
"Sabar ya. Semoga masalah kalian cepat selesai." Arumi memegang sebelah tangan Fathiya yang tidak ada jarum infusnya. Arumi paham bagaimana perasaan Fathiya. Karena dia juga pernah mengalaminya.