Arumi mempersiapkan semua untuk menyambut kehadiran Ayah mertuanya di rumah ini. Meski dia merasa khawatir dengan keutuhan rumah tangganya nanti, ia yakin kalau Rayyan pasti bisa mengatasi semuanya. Dia yakin segala macam badai dalam rumah tangganya nanti bisa dia lalui. Semua karena Allah. Semoga dengan ketulusannya merawat Yudha, lelaki itu bisa terbuka hatinya untuk memaafkan dia sebagai anak Ferdi.
"Mbak Arumi, jangan ngelamun di kamar sendirian." tegur bu Fatma saat tak sengaja lewat kamar tamu dan melihat Arumi sedang termenung.
"Oh iya, Bu. Astagfirullah." Arumi gelagapan.
Bu Fatma masuk, berjalan mendekati Arumi yang terlihat sedih. Lalu duduk di dekat Arumi. "Mbak, kenapa? koq sepertinya sedang sedih?"
"Ah biasa bu. Sedang memikirkan sesuatu. Tapi mungkin ini hanya pikiran buruk saya saja. Semoga tidak benar terjadi." Arumi memaksakan senyumnya.
"Tentang Pak Yudha yang mau tinggal di sini, Mbak?"