"Apa Bunda? tidak bunda, aku masih kecil. Aku masih SMP bagaimana aku bisa menikah dengan pak Hasta yang sudah tua. Aku tidak mau Bunda." ucap Hanin dengan di sela-sela tangisnya.
"Bunda tidak perduli pak Hasta sudah tua atau tidak, yang penting kamu akan segera menikah dengan pak Hasta. Untuk kapannya semua terserah pak Hasta." ucap Dina dengan suara datar dan tidak bisa di ganggu gugat.
"Aku tidak mau Bunda, aku masih mau sekolah." ucap Hanin menangis tersedu-sedu mengingat pak Hasta adalah teman ayahnya yang sudah dia anggap sebagai ayahnya.
"Tidak perlu sekolah, di sini semua anak gadis juga nantinya di dapur." ucap Dina dengan nada ketus.
"Sudah jangan menangis lagi, bisanya hanya menangis saja, cepat cuci piring yang kotor di belakang setelah itu kamu boleh istirahat." ucap Dina lagi dengan sambil menghitung uang dari hasil penjualan kue Hanin.
Dengan menangis tersedu-sedu Hanin berjalan ke belakang untuk mencuci piring-piring yang kotor di belakang.