Ibarat lain dimulut lain pula di hati, itulah yang saat ini profesor Frank rasakan. Ia sebelumnya bisa bicara tenang dan memberikan masukan pada kedua temannya, akan tetapi saat berhadapan langsung dengan istrinya hatinya pun langsung jatuh ke titik paling dalam di tubuhnya.
Melihat dokter Louisa menimang-nimang seorang balita korban kecelakaan yang berusia lima tiga tahun itu membuatnya tak bisa berkata-kata, meskipun dokter Louisa tak mengatakan apa-apa akan tetapi bahasa tubuhnya membuat profesor Frank tak berkutik.
"Kenapa si brengsek Fernando itu harus mengusulkan membuat klinik seperti ini, mencari masalah saja manusia satu itu,"sengit profesor Frank kesal, bicara sendiri dibalik kaca pasca melihat istrinya menenangkan seorang balita yang baru masuk ke klinik khusus anak itu.