Chereads / You Are Mine, Viona : The Revenge / Chapter 12 - Dokter Angel

Chapter 12 - Dokter Angel

6 tahun kemudian

Disebuah rumah sakit terlihat para dokter dan perawat tengah disibukkan karena telah terjadi kecelakaan bus sekolah yang menyenangkan banyak murid yang terluka cukup berat, untung saja para petugas yang dilapangkan langsung bertindak cepat dengan mengevakuasi para korban ke rumah sakit terdekat dengan bantuan para warga yang kebetulan ada disekitar tempat terjadinya kecelakaan.

"Sakit."

"Tolong."

"Ayah ... ibu ..."

"Dokter sakit dok."

Suara-suara tangisan terdengar di ruang instalasi gawat darurat rumah sakit milik pemerintah Irlandia, para korban adalah rombongan anak sekolah tingkat menengah yang akan pergi melakukan kunjungan ke sebuah desa di Irlandia akan tetapi ditengah perjalanan terjadi badai yang menyebabkan bus yang mereka naiki mengalami selip ban dan akhirnya terguling di jalan raya.

"Tolong cepat," teriak seorang dokter wanita muda, yang meminta dibawakan cairan antiseptik pada seorang perawat yang sedang membawa banyak botol cairan antiseptik.

"Terima kasih," ucap dokter itu lalu kembali mengurus pasien yang ada dihadapannya.

Semua dokter kemudian kembali sibuk pada pasien-pasien yang ada dihadapan mereka masing-masing, setalah hampir dua jam akhirnya semua anak-anak yang mengalami kecelakaan itu akhirnya berhasil ditangani dengan baik.

"Akhirnya selesai juga," ucap dokter pria yang bernama Tony.

"Kasihan mereka, seharusnya liburan mereka menyenangkan tapi harus mengalami ini," imbuh dokter muda lainnya yang bernama Harrison.

"Lebih baik kalian segera bersiap keluarga mereka akan segera datang," celetuk seorang dokter wanita berambut hitam yang memakai kacamata.

"Iya,"jawab dua dokter muda itu berbarengan.

Dan benar saja tak lama kemudian para orang tua murid yang terluka itu langsung datang dan berlari menuju ke ranjang masing-masing anaknya. Suara tangisan kembali terdengar di ruangan itu, para dokter muda itu hanya bisa memberikan dukungan moril kepada para orang tua murid. Beruntung kecelakaan bus mereka tak memakan korban jiwa sehingga polisi tak menetapkan siapapun menjadi tersangka dan kasusnya dimasukan dalam kategori kecelakaan karena bencana alam.

"Nasib mereka sangat beruntung bisa lolos dari maut,"ucap dokter Darren sang dokter senior.

"Betul dok, tuhan masih menyayangi mereka," celetuk dokter Toni.

"Baiklah kerja bagus untuk kalian hari ini, kalian bisa berkemas lalu kembali ke London malam ini," titah dokter Darren pada ke lima belas dokter muda dihadapannya itu.

"Siap dok,"jawab semua dokter muda itu bersamaan.

Para dokter muda itu tengah melakukan study banding ke rumah sakit di Irlandia selama hampir dua bulan dan hari ini adalah hari terakhir mereka sebelum kembali ke London.

"Akhirnya kita kembali ke London akh sudah tak sabar," teriak dokter  Rachel sang anak direktur di rumah sakit.

"Iya aku sudah rindu sekali dengan bar haha," sahut dokter Mischa sahabat baik dokter Rachel.

Beberapa dokter laki-laki nampak membantu para dokter wanita untuk menaikkan koper mereka ke bis, yang akan membawa mereka menuju bandara sebelum akhirnya mereka benar-benar kembali ke London.

"Apa rencanamu setelah ini?"tanya dokter Brian yang tiba-tiba berdiri disebelah dokter wanita berambut hitam.

"Kembali berkerja di rumah sakit tentunya,"jawab dokter wanita itu singkat.

"Aku tahu, maksudku dalam waktu libur kita selama satu minggu ini apa yang akan kau lakukan?" tanya dokter Brian mencoba mencari tahu lagi.

"Brian itu bis kita sudah mau jalan ayo masuk jangan sampai kita tertinggal,"jawab dokter wanita itu mengalihkan pembicaraan, ia kemudian berjalan menuju bis yang sudah siap pergi.

Dokter Brian menatap dingin ke arah dokter wanita yang baru berbicara dengannya itu dengan senyuman sinis.

"Kau tak akan bisa menolakku lebih lama Angel," ucap dokter Brian dalam hati, dokter muda itupun segara menyusul temen-temen nya yang sudah ada di dalam bis.

Dokter cantik yang tertutup itu adalah Viona Angel sang mantan pengasuh yang menyelamatkan dirinya karena anjuran nyonya Lily sang juru masak di istana Fernando, selama Viona tinggal di London ia masih melakukan komunikasi dengan nyonya Lily dengan nama samaran atas anjuran nyonya Lily sendiri.

Dari nyonya Lily juga lah Viona tau bahwa Zeze meninggal karena ulah Natasya dan ingin mengkambing hitamkan Viona, akan tetapi kejahatan Natasya terbongkar ketika anak buah Fernando secara tak sengaja menyadap ponsel milik Natasya dan akhirnya kebenaran itu akhirnya terungkap. Sebenarnya Fernando sudah tak menyalahkan Viona tetapi rasa takut Viona pada Fernando mengalahkan segalanya, ia masih mengingat malam-malam dimana Fernando hampir merenggut kesuciannya. Hal itulah yang membuat Viona takut kembali ke Kanada. Viona masih tak yakin kalau Fernando sudah memaafkannya, ia tahu betul orang sepeti apa Fernando walau Viona baru tinggal selama enam bulan dirumah itu.

Dengan menggunakan uang peninggalan ibu Maria, Viona melanjutkan kuliahnya dan ia memilih jurusan kedokteran seperti mendiang ayah angkatnya. Selama kuliah Viona juga menjalankan bisnis kue muffin kesukaannya dengan menyewa sebuah toko kecil. Karena itulah juga akhirnya uang yang Viona pakai untuk kuliah bisa kembali ia dapatkan dengan bisnis yang sedang ia jalankan, bahkan Viona juga sudah punya dua karyawan yang membantunya menjalankan tokonya.

Viona yang periang berubah menjadi seorang wanita dewasa yang lebih rasional dalam berfikir dan bertindak, tinggal di negeri asing telah membentuk kepribadian Viona menjadi lebih anggun dan dewasa. Dia memilih fokus menata hidupnya daripada memikirkan pasangan, sudah banyak pria mapan yang ia tolak secara halus termasuk dokter-dokter muda di rumah sakit tempatnya berkerja.

"Hei apa yang kau lamunkan ," ucap dokter Ashley teman baik Viona.

"Aku hanya mengingat masa lalu saja," jawab Viona jujur, entah apa yang membuatnya tiba-tiba memikirkan Fernando.

"Kau baik-baik saja kan Angel," tanya dokter Ashley mencari tahu, Viona menggunakan nama Angel sebagai nama panggilannya selama di London.

"Iya Ash, aku istirahat sebentar nanti kalau sudah sampai bandara bangunkan aku," pinta Viona pelan pada teman baiknya itu .

"Ok ma'm,"jawab dokter Ashley singkat, ia kemudian memainkan ponselnya untuk memberi kabar pada keluarganya.

Viona memejamkan mata mengingat pembicaraan terakhirnya dengan nyonya Lily tadi malam, nyonya Lily sudah dua bulan tak bekerja di rumah megah bak istana milik Fernando itu karena tengah sakit. Fernando bahkan sudah memecat nyonya Lily dari pekerjaannya, hatinya merasa sakit ketika tau orang yang berjasa dalam hidupnya itu kini dalam kesulitan.

"Haruskah aku kembali ke sana," ucap Viona dalam hati, jiwanya bergulat merasakan penderitaan yang dialami oleh nyonya Lily.

"Angel ayo kita sudah sampai, segera pindahkan barangmu kita masuk pesawat," ucap dokter Ashley membangun Viona yang pura-pura tertidur.

"Ok,"jawab Viona dengan tersenyum.

Viona menarik kopernya dengan perlahan setelah menolak bantuan beberapa dokter pria yang masih berusaha mendekatinya itu, dengan perlahan Viona memasukan kopernya ke dalam kabin lalu ia duduk disebelah seorang pria asing.

Selama perjalanan kembali ke London akhirnya Viona berbincang dengan pria yang ada disebelahnya itu tanpa berhenti, padahal belum pernah Viona seperti itu sebelumnya.

"Berikan ponsel mu,"pinta pria yang bernama Justin itu dengan memaksa.

"Here," ucap Viona sembari memberikan ponsel nya pada Justin teman barunya itu.

Setelah menerima ponsel Viona dengan cepat Justin memasukan nomornya dan melakukan panggilan di ponsel Viona sehingga secara tak langsung Justin juga mempunyai nomor ponsel Viona.

"Kita akan berpisah dibandara, tapi kau harus mengangkat ponselmu ketika aku menghubungi mu Angel," pesan Justin berulang kali saat akan berpisah dengan Viona.

Viona hanya tersenyum kemudian berjalan menjauh dari Justin sambil melambaikan tangannya pelan. Dalam hati Viona berkecamuk perasaan bersalah karena tak ada disamping nyonya Lily.

"Ibu, anjie harus bagaimana," ucap Viona dalam hati didalam taksi.

Bersambung