Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 135 - Talent guru pedang

Chapter 135 - Talent guru pedang

Akhirnya Nirvana kembali lagi ke tenda Jeageris. Sampai saat ini pasukan masih diliburkan. Untuk sementara, semua dikumpulkan. Pertama, Nirvana berada di tenda besar, regu empat.

Nirvana duduk, sang wakil ketua beserta ajudan ada disana.

"Semenjak peristiwa penyerangan oleh assassin, banyak anggota yang mengundurkan diri. Hanya satu anggota selain kita yang memilih bertahan. Itu juga karena terpaksa. Terpaksa, tidak punya penghasilan lain," ujar Watson.

"Wajar sih. Waktu itu situasi agak mencekam, wajar kalau banyak anggota yang khawatir." Nirvana memaklumi situasi.

"Tapi, untung saja kamu selamat." Isyana menatap Nirvana, wajahnya sedikit cemberut.

Tidak lama kemudian, datang satu orang lainnya.

"Selamat pagi."

Watson menoleh, menyambut kedatangan anggota.

"Ini dia anggota kita yang bertahan disini, Baines." Watson memberi apresiasi kepada anggota regu yang bertahan.

Singkat cerita, Starla meminta pencarian rekrutan baru. Starla meminta agar semua regu bisa memenuhi kuota anggota untuk masing-masing regu nya. Minimal sepuluh, maksimal empat belas.

Untuk sementara, semua masih diliburkan.

************

Scene berganti dengan Nirvana menemui rekan penjaga sekolah. Nirvana mencari kru untuk jadi sparing partner, latihan pedang. Mereka berlatih di training ground halaman belakang kastil sekolah.

"Sudah lama, kita tidak berlatih seperti ini," ujar Mark.

Mark baru saja mengambil napas setelah latihan dalam waktu lama. Selain Nirvana disana ada Joan bersama satu kru lainnya bernama Clive. Minggu pertama Nirvana berada di tempat ini, rutinitas dari latihan harian sesama kru penjaga telah meningkat.

Saat itu, rekan-rekan menganggap latihan seni pedang sama asiknya dengan olahraga.

Sesaat setelah insiden koloseum, rutinitas latihan seni pedang telah meningkat drastis. Mereka telah menganggap bahwa antara mereka dan kesatria elite tidak berbeda. Alasannya adalah karena mereka belajar di tempat yang sama, yaitu akademi militer kota Trost. Apabila giat mengasah kemampuan, mereka percaya bahwa suatu hari akan menjadi kesatria kelas elite. Bukan sebagai kru penjaga sekolah lagi. Bukan menjadi penjaga dinding, penjaga mansion, atau sebagainya.

Motivasi Nirvana menaikan jam latihan, dipicu oleh kekalahannya atas pentolan ras dhampir.

Keadaan di training ground masih relatif tentram. Keadaan tentram, sebelum datangnya sang pengacau.

"Cara kalian mengayunkan pedang, loyo sekali! Teknik kalian seperti kadet di pelatihan tahun pertama! Dengan kemampuan yang seperti sekarang, kalian sama saja bekerja sambil memakan gaji buta!" Revi datang sambil menghina keahlian rekan-rekannya.

"Banyak omong kau pembual!"

"Kamu hanya omong besar, Revi!"

Beberapa langsung rekan membalas penghinaan Revi.

"Akhir-akhir ini aku sudah latihan beberapa kali lipat lebih tekun loh. Sekarang aku berada di level yang berbeda dengan kalian--"

"Iya, benar, level seorang pembual!"

Rekan penjaga begitu emosinya sampai membalas ucapan Revi, sebelum ia selesai bicara.

"Kalau tidak percaya, mari kita buktikan!" Revi memasang posisi siaga dengan pedang. Seolah Revi memberi tantangan berduel.

Penjaga yang bernama Joan agak emosi, menerima tantangan Revi. Mereka melakukan duel dengan pedang kayu. Secara mengejutkan Revi mengalahkan Joan.

"Kalian lihat, kalian berada di level yang berbeda denganku," ucap Revi, membanggakan dirinya.

Mark tidak suka dengan cara Revi, kemudian memutuskan menerima tawaran duel. Pertarungan kedua berlangsung lebih keras. Beberapa saat kemudian, Revi mengalahkan Mark dengan cukup meyakinkan.

"Kalahkan dia Clive!"

Satu lagi penjaga memilih untuk membuang pedang kayunya. Clive mengangkat tangan seolah telah menyerah sebelum bertempur.

"Kalahkan dia Nirvana! Kamu jadi harapan terakhir kita. Bungkam lah mulut besarnya," seru Joan.

Dan ketika dua kru dikatakan kalah, kekalahan itu sampai pada banyak cidera yang diderita. Memar merah maupun biru tidak terelakkan dari kerasnya duel. Hanya untuk menjadi sparing partner, mereka terluka.

Nirvana melangkah kehadapan penjaga yang bernama Revi.

Mau tidak mau Nirvana harus maju sebagai sparing partner. Menerima tawaran duel, demi memulihkan harga diri kedua rekannya. Mereka terlihat menghunuskan pedang kayu satu dama lainnya.

Dua bilah kayu beradu untuk kali pertama, menandakan dimulainya pertarungan. Terkejut, Nirvana merasa bahwa keahlian Revi jauh diatas kru penjaga lain. Nirvana sedikit kewalahan, pertarungan ini berjalan dengan tempo agak cepat.

Tapi level Nirvana tidak berada di bawah level Revi.

Kebanyakan, ayunan pedang Revi, tebasan sekuat tenaga. Yang bikin Revi sulit dihadapi, yaitu serangan beruntun. Belum lagi Revi sering memakai teknik heavy atack.

Suara benturan kayu kian intens. Pertarungan semakin epik.

Nirvana menyadari bahwa pola berpedang Revi ada kekurangan. Terlalu menghamburkan tenaga. Nirvana akan melakukan bertahan penuh lagi. Nirvana hanya akan menunggu momen dimana Revi mulai melambat.

Beberapa menit berlalu, duelnya berjalan alot. Benar saja, tenaga dan stamina Revi menurun. Nirvana memanfaatkan kesempatan untuk menyerang balik. Keadaan berjalan dengan Nirvana unggul. Banyak tebasan Nirvana yang mengenai badan sampai kepala Revi.

Pada titik ini, serangan Revi kian menggila.

Revi maju, menebas sekuat tenaga dengan hampir tanpa jeda.

Dikarenakan stamina lawan telah menurun, Nirvana dapat dengan mudah melakukan counter attack. Revi melakukan satu serangan, lalu Nirvana melangkah mundur. Revi terus menebas, hingga Nirvana mendapat momentum menjegal kakinya. Revi tersungkur.

Setelah mendapat banyak luka, akhirnya Revi tersungkur. Revi berakhir dengan tersungkur dan ditertawakan rekan penjaga.

Mark dan Joan puas tertawa.

Revi segera bangkit, menggenggam pedang kayu. Dengan lantangnya ia berteriak bahwa duel belum usai.

"Pertarungan belum selesai! Aku belum kalah," ujar Revi. Nirvana menghela napas.

Tidak lama kemudian, datanglah sosok manusia kucing oren. Ras demi-human, familiar terkuat.

"Sedang latihan, kawan-kawan," Pangolier menyapa.

Semua menoleh kearah manusia kucing. Sekilas Pangolier melihat Mark dan Joan duduk menyender dirumput, dengan wajah mereka penuh luka. Kemudian Pangolier memperlihatkan Revi. Revi juga memiliki sedikit luka diwajah lalu penampilannya sangat kotor. Kini atribut olahraga pedang dikotori rumput dan tanah. Revi terlihat kehabisan banyak stamina.

Pangolier geleng-geleng kepala.

"Kalian berlatih sekeras ini untuk apa? Memangnya kalian mau ikut berperang? Kalian kan hanya harus menjaga kastil sekolah ini bukan?" Pangolier mengangkat bahu.

"Sebenarnya mereka habis gelut," Clive menjelaskan.

"Aku pikir ini kelas gymnasium. Padahal aku mau unjuk gigi loh," tukas Pangolier.

Selanjutnya Mark dan Joan akan memanas-manasi Revi agar Revi mengambil tindakan gegabah lagi. Mereka berharap Revi terlibat pertarungan dengan Pangolier dan berakhir paling babak belur.

"Aku bertaruh, Revi tidak akan mampu mengalahkan Pangolier." Joan berteriak kencang ketika memprovokasi.

"DIAM KAU!" Revi mulai tersulut.

"Aku bertaruh, Revi akan dikalahkan dalam satu ayunan." Mark ikutan memberi provokasi.

"Aku sanggup mengalahkannya! KALIAN PECUNDANG BANYAK BICARA!" Revi semakin panas.

"Jadi, kamu bilang mau bertarung?" Pangolier memberi tantangan.

"...." Revi terkejut.

Mark dan Joan merayakan kesialan rekannya.

"Beri pedang kayu mu, Clive," seru Mark.

Setelah Clive memberi pedang kayu kepada Pangolier, betapa senangnya Joan dan Mark. Akhirnya Revi akan terlibat duel dengan veteran dari militer demi-human. Baik Mark maupun Joan, tak kuasa menahan tawanya. Sementara Revi gelisah.

Mulai lah duel antara Revi dan Pangolier.

Benturan kayu pertama menandai diantara mereka. Kelihatan Revi sangat kewalahan. Ditambah lagi stamina Revi sudah terkuras habis. Revi dikalahkan dengan mudah, terhempas kebelakang, terjatuh.

"Apa kamu, sparing partner yang berikutnya?" Selanjutnya Pangolier menghunuskan pedang kayunya kearah Nirvana.

"...." Nirvana masih terdiam, ragu untuk memulai duel latihan.

Akhirnya Nirvana mengarahkan pedangnya, mau tidak mau. Sama seperti Revi, Nirvana kelelahan. Mengayunkan pedang amat lesu, bahkan Pangolier tak mengangkat pedangnya untuk menangkis. Yang Pangolier lakukan hanya sedikit melangkah kesamping dan juga melangkah mundur maka tebasan lesu Nirvana terelakkan.

"Oh ... boy, sepertinya kalian sudah kelelahan. Kita lakukan ini besok. Kurang pas rasanya berduel dengan kesatria yang keletihan disaat kita sangat bugar." Pangolier memilih mengakhiri olahraga pedangnya.

Waktu maju sehari.

***

Suatu pagi Nirvana berjalan di perempatan lorong. Ada pria tua berjalan disebelah kiri, lorong.

"Selamat pagi Maya," seru pria tua.

"Profesor Norman?" Maya segera menghampiri pria tua itu.

"Aku menemukan bahwa rune kontrak familiar milikmu, sedikit keliru. Huruf hierograf nya agak mirip, tapi beda. Rekan familiar mu memiliki talent sebagai pengajar pedang. Siapapun yang belajar berpedang dengannya, akan cepat mencapai puncak teknik pedang."

"Oh, begitu, profesor?"

Nirvana agak sedikit menguping pembicaraan antara Maya dengan profesor Norman. Karena saking antusiasnya Nirvana akan fakta tersebut, Nirvana lupa bahwa dia punya wacana yang belum sempat terlaksana. Sampai saat ini Nirvana belum tahu rune kontrak familiar miliknya berisi talent apa.

Nirvana bergegas menuju pantry sekolah, tempat berkumpulnya staf ketika sedang santai.

Scene berganti dengan Nirvana sampai di ruang pantry.

Di sana beberapa kru penjaga yang kemarin latihan bersama, terlihat mengompres luka dengan es batu. Penjaga seperti Mark, mengompres pipinya yang biru. Begitu juga Joan. Sementara Revi tidak kelihatan di pantry sekolah.

"Adu-du-duh," keluh Mark.

"Permisi teman-teman," Nirvana menyapa.

"...." Baik Joan dan Mark, melihat Nirvana.

"Apa kalian melihat Pangolier?" Nirvana bertanya.

Respon kedua orang itu, sedikit merinding.

"Apa recovery mu selesai?"

"Duel dengan veteran, tanpa ada persiapan? Berhati-hatilah, nanti kamu berakhir seperti Revi."

"Tidak, bukan itu. Aku ada urusan yang lain," sanggah Nirvana.

"Kami tidak lihat."

"Aku juga tidak lihat."

Karena tidak ada yang melihat, Nirvana memutuskan untuk pergi. Keluar ruang pantry yang pintunya selalu dibuka penuh. Lalu berjalan dilorong untuk mencari. Sampai Nirvana menyadari sesuatu.

"Mungkinkah?"

Nirvana mengira bahwa veteran demi-human, Pangolier akan ada di halaman belakang kastil Pangolier pasti ada di training ground, itulah perkiraan Nirvana.

Scene berganti dengan Nirvana sampai di training ground yang dikelilingi tembok tinggi, square. Rumput pendek dimana-mana.

Benar saja, manusia kucing oren berada disana.

Sesaat setelah melihat Nirvana, Pangolier melempar pedang kayu. Nirvana menangkap pedang kayu dengan cermat.

"Tunggu apa lagi? Para penjajah berkedok sang penakluk takkan mungkin bisa diusir kalau kamu malas latihan! Persiapan dirimu, kader kesatria."

Dari kata-kata Pangolier, seperti sedang mengajak latihan.

Scene berakhir dengan Nirvana memulai pelatihan teknik pedang bersama Pangolier.