Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 134 - Pemimpin kaum dhampir

Chapter 134 - Pemimpin kaum dhampir

Nirvana memakai justice sword ditangan kanan. Memegang vision sword ditangan kiri. Vision sword mirip seperti light saber, hanya saja bentuknya seperti short sword.

European short sword yang mirip light saber, vision sword.

Mengalirkan energi blue vision di telapak kaki, Nirvana melompat kedepan, sangat cepat. Stride agak terkejut karena lawannya punya kemampuan seperti itu. Stride melakukan reflek, menebas tepat kedepan, menyamping. Percikan bunga api tercipta. Tubuh Stride sedikit terhempas kebelakang.

Gerakan Nirvana jadi cepat hanya karena blue vision mengalir di telapak kakinya. Dengan teknik dual welding, Nirvana membuat Stride kewalahan. Situasi sekarang telah berubah, Nirvana lebih unggul.

Nirvana mengalirkan energi blue vision untuk membuat tekanan diudara, mempercepat laju bilah pedangnya.

Ayunan demi ayunan pedang kian intens, Nirvana sanggup imbang. Bahkan kini sambil melakukan banyak serangan balasan kendati meleset. Pedang saling menyentuh, saling mendorong. Dengan satu tangan, Nirvana terus didorong kebelakang. Menebas dengan vision sword, dari bawah keatas. Nirvana sukses melukai lengan Stride.

Kini Nirvana yang menguasai temponya. Sekarang Nirvana yang lebih banyak melakukan serangan daripada parry.

Truang....

Sekarang Nirvana bisa membuat pedang proyeksi berbasis energi blue vision. Tapi pedang proyeksi yang Nirvana ciptakan, tidak seperti pedang proyeksi Starla ataupun Theodore. Pedang proyeksi punya bentuk agak transparan, berwarna biru transparan. Ini tidak seperti pedang asli yang Starla ciptakan.

Memproyeksikan pedang diatas, dibelakang Stride. Tiga pedang proyeksi itu langsung meluncur kearah punggung Stride. Ketiga pedangnya sukses mengenai dan melukai Stride.

Stride batuk darah.

Kini, begitu mudah Nirvana dalam melawan Stride.

Serangan terakhirnya tebasan menyamping. Justice sword sukses melukai perut Stride, luka dalam.

Sesuatu bergerak secepat kilat layaknya pamvire. Berdiri didepan Stride. Nirvana mundur, terkejut, resah karena ada sosok yang dapat muncul dengan kecepatan gila.

"Kau bilang, dapat menang dengan mudah? Tukang membual, dasar bodoh!" Pemuda berjaket biru itu menendang Stride hingga terpental beberapa meter.

Selain jaket kulit biru khas yang panjangnya sampai selutut. Pemuda tersebut punya pedang besar kelas great sword dipinggangnya.

Pemuda berambut pirang dengan pakaian biru khasnya, menatap Nirvana. Tidak menarik pedang besarnya. Dengan tangan kosong, kelihatan hanya ingin berbicara.

"Kamu pasti Nirvana?"

"...."

Nirvana terbungkam, mengangguk atas pertanyaan orang asing itu.

"Perkenalkan, namaku Alucard!"

Pemuda itu memperkenalkan diri sebagai Alucard. Nirvana sudah mengetahui identitas nya karena sebelumnya Casper telah mengintai mereka, kelompok demon hunter.

"Bantu aku kalahkan dia, Alucard!" Stride telah bangkit dengan luka lumayan parah.

Alucard mengangkat bahu, lalu memasang kuda-kuda. Sepertinya Alucard akan menyelesaikan tugas Stride yang tidak tuntas. Atau malah Alucard hanya ingin merasakan nikmatnya pertarungan saja?

Pamvire pada umumnya memiliki kemampuan bergerak yang sangat cepat. Tapi bukan seperti teknik teleport jarak dekat. Mereka punya teknik bergerak secepat angin. Tapi gerakan cepat para pamvire masih mungkin terlihat atau terbaca oleh mata. Tapi Nirvana tidak membaca teknik gerakan kilat Alucard.

Tau-tau Alucard sudah berada didepan Nirvana, kendati matanya dapat melihat pergerakan itu.

Seketika Alucard meninju perut Nirvana. Terhentak, sedikit batuk. Alucard segera melakukan teknik disarm, justic sword terlepas dan lengan sedikit terkilir.

Nirvana memproyeksikan vision sword ditangan kirinya. Menebas memakai vision sword ditangan kirinya. Alucard dapat membaca serangan Nirvana. Kala Nirvana menebas, Alucard telah melompat kebelakang.

"Tidak sehebat yang aku kira," ucap Alucard.

Tidak memakai great sword nya, Alucard memakai senjata cadangan yang ada dipinggangnya. Alucard memilih memakai belati kecil tuk menyelesaikan tugasnya. Nirvana berlari menuju Alucard, menebas dengan justice sword.

Sesaat sebelum tebasan Nirvana tertuju pada Alucard, Alucard menghilang. Sekilas seperti telah menghilang, nyatanya Alucard melakukan lompatan yang tinggi. Ketika Nirvana menahan ayunan pedangnya, suara langkah kaki mendarat, terdengar. Nirvana baru berbalik badan, tapi sudah terkena tikaman. Alucard sangat cepat.

"Secepat itukah, dhampir?"

Nirvana mulai kehilangan darah, tersungkur.

"Bagus Alucard!" Stride merasa menang.

Tapi Alucard merasa tidak puas dengan pertempuran itu. Alucard mengambil keputusan yang lain. Merogoh kantung, mengambil peralatan. Alucard melemparkan healing item kepada Nirvana.

Healing item dijatuhkan didepan wajah Nirvana.

"Apa maksudnya ini?" Tanya Stride, merasa kecewa.

"Aku tidak merasa terhibur dengan pertarungan ini. Kita kembali lagi ketika kamu cukup kuat untuk mengalahkannya sendiri, payah," Alucard menjawab.

Nirvana merangkak untuk dapat menggapai healing item itu. Item dengan wadah seperti pomade, Nirvana pernah melihat ini saat berkunjung ke toko. Lalu Nirvana membukanya. Adalah balsem yang berwarna hijau. Balsem ajaib ini mampu menutup luka yang terbuka secara ajaib. Healing item ini bisa menutup luka, tapi tidak mengatasi kehilangan banyak darah.

Memakai sisa-sisa tenaga, Nirvana mengoleskan balsem ajaib ini.

Nirvana hanya perlu beristirahat. Meski kehilangan darah, tapi belum cukup untuk membuat jatuh sakit sampai masuk rumah sakit.

************

Kastil Corvin.

Stride menghadap penguasanya, pangeran kedua. Sepertinya Stride sudah mengobati luka-lukanya. Menemui tuan penguasa dalam kegagalan, berlutut, sedikit lesu.

"Jadi, kamu gagal lagi?" Pangeran Philip bertanya.

"Mohon maaf, target kita sekarang lebih kuat lagi," jawab Stride.

"Baiklah, aku akan memberikan kesempatan lain. Kali ini kamu aku berikan kekuatan demon untuk melawan justice sword itu," ujar pangeran Philip.

Scene berganti dengan Nirvana kembali ke kastil sekolah. Nirvana berjalan dengan cukup letih kala menyisir lorong.

"Jika kurang sehat datang ke UKS!" Seorang wanita menyapa dengan ramah. Suara sapaannya terdengar sangat lembut.

Spontan Nirvana menoleh kearah perawat sekolah. Nirvana bertanya dalam hati, siapa perawat UKS ini? Perawat UKS sama saja dengan pegawai administrasi, mereka itu sama-sama karyawati sekolah.

"Selamat sore masterku."

"Eleanor?"

Ternyata Nirvana bertemu dengan familiar nya sendiri. Lantas kenapa Eleanor memakai pakaian perawat? Apakah Eleanor sedang cosplay atau memang lagi usil saja.

"Ya, master?"

"Pakaian itu?"

Nirvana menunjuk kearah Eleanor dengan kostum perawat.

"Oh, ini, aku kan bekerja sebagai perawat sekolah sekarang," jawab Eleanor.

Atas penjelasan Eleanor, Nirvana merasa cemas atas itu.

Eleanor melangkah kehadapan Nirvana. Menaruh telapak tangan pada pipi Nirvana, seolah ingin memeriksa suhu tubuhnya. Yang lebih parahnya, kini Eleanor menempelkan keningnya kepada kening Nirvana. Bahkan Eleanor membiarkan kening mereka menempel lebih lama, menempel sangat lama.

Mata Eleanor melirik usul, sangat genit. Bibirnya tersenyum nakal. Hingga Nirvana merasa gelisah lalu Eleanor melepasnya.

Dengan nada enteng, Eleanor pun berkata, "Suhunya normal kok."

Eleanor menolak pinggang sambil meminta penilaian.

"Bagaimana penampilanku sebagai perawat UKS, master?" Eleanor bertanya, dengan gestur ala cewe gatel. Perilakunya sangat genit, Nirvana menjadi resah karenanya.

"Dada mu menjadi lebih besar--"

"...."

Nirvana berkata tanpa sadar, lalu Eleanor memberi tatapan penuh artinya. Rayuan laki-laki membuat seorang sucubus menjadi begitu bergairah. Sampai Nirvana sadar bahwa ia sudah asal bicara.

"Eh, bukan!" Nirvana terkejut.

Mereka berdiri berdekatan, lalu Eleanor mengendus bau. Bukan bau-bau tidak enak, tapi seperti obat-obatan.

Bukan bau obat farmasi, tapi obat yang dibuat dari herbiologi. Yang disebut herbiologi adalah tanaman yang jadi bahan baku bagi para penyihir saat membuat ramuan. Diantara beberapa herbiologi, ada beberapa yang fungsinya seperti tanaman obat. Farmasi para mage, mereka para green mage.

"...." Eleanor mengendus.

"Ada yang salah?" Tanya Nirvana.

"Apa master terluka, barusan? Aku mencium bau obat-obatan," tukas Eleanor.

"Iya, aku tidak apa-apa," sanggah Nirvana.

Seketika Eleanor menyingkap baju bagian atas yang dipakai Nirvana. Eleanor menyingkapnya hanya untuk melihat bekas luka.

"Luka yang baru saja mengering. Menurut pengamatan ku, lukanya mengering karena gel balsem hijau ajaib. Menurut pengamatan ku, lukanya sudah terbuka empat puluh menit yang lalu," ujar Eleanor.

Pengamatan Eleanor sangat akurat. Sepertinya Eleanor adalah spesialis healer dengan cara yang persis para green mage. Eleanor mengobati seorang dengan obat herbiologi.

"Siapa yang menikam mu, master?" Tanya Eleanor, sangat khawatir.

"...." Nirvana memilih diam.

Hingga tiba-tiba Eleanor segera merangkul tubuh Nirvana dalam dekapan. Mereka berdiri, Eleanor memberi pelukan hangat, sedikit panas. Dengan manjanya, sang succubus mengusap punggung masternya, Nirvana.

"Sebelum kamu dikeringkan luka dengan healing item, darahmu banyak keluar ya? Itulah kenapa kamu berjalan sangat letih tadi. Ternyata kamu kehilangan cukup banyak darah ya, master?" Eleanor kelihatan begitu peduli.

Entah kebetulan atau apa, Isyana berpapasan dengan mereka.

"Ya ampun, ya ampun, ada dua pasangan mesum. Kalian sungguh tidak senonoh!" Isyana datang dan sedikit mengomel.

"Aku hanya mengkhawatirkan masterku," balas Eleanor.

"...." Nirvana menghela napas. Raut wajah lesu dan letih terlihat.

Selanjutnya Isyana akan komentar tanpa mau tanya ada apa.

"Jadi, kamu tahu apa keuntungan memiliki sucubus sebagai familiar, huh?" Isyana memberi tatapan juteknya.

"...." Nirvana mulai resah.

"Kalau bosan dengan istri, bisa selingkuh dengan sucubus," ucap Isyana, dengan mimik menegang.

"...." Kendati ingin menanggapi tapi kondisi tidak memungkinkan. Tidak ada tenaga, menyalin sedang lelah. Nirvana tidak bisa meladeni sifat toxic Isyana lagi, untuk saat ini.

"Tapi, master ku belum menikah, maka belum punya istri. Bicara mu ngawur, cewe kacamata," balas Eleanor.

"Kan, misalnya!" Isyana melotot kearah Eleanor.

"Baiklah, marahnya nanti saja! Aku mau menolong master dulu. Master ku sedang lesu, harus dibawa ke UKS tuk perawatan dan istirahat," kata Eleanor.

"Perawatan apanya? Dasar iblis pemangsa pria, dasar iblis jalang, dasar iblis ke-gatelan, dasar iblis nafsuan!" Tidak hentinya Isyana menghujat.

Untuk kata iblis bukan hujatan berkonotasi negatif, karena iblis mengacu kepada ras. Succubus merupakan ras turunan dari iblis. Nenek moyang mereka itu sama.

Selanjutnya Eleanor terlihat lagi menuntun Nirvana. Melingkarkan lengan Nirvana pada puncaknya. Eleanor menjalankan role sebagai familiar yang setia dan peduli pada sosok pemanggilnya. Namun cara Eleanor merangkul dan menuntun Nirvana, terlalu intim. Itu seperti seolah-olah menuntun pasangan romantis daripada menolong. Hal tersebut membuat Isyana kesal.

"Biar aku saja!" Isyana menabrak bahu Eleanor.

"Halah, apa sih dorong-dorong aja! Nanti jatuh gimana? Kaya anak kecil banget sih, si cewe kacamata ini," sindir Eleanor.

"Berani ngatain aku, dasar cewe gatal!" Isyana mengomel.

Sesekali Eleanor menoleh kearah Isyana yang mengikuti.

"Aku harus membawanya ke UKS!" Eleanor memberi ekspresi jengkel.

"Aku tidak bisa membiarkan kalian berduaan! Aku harus mengawasi, terutama dirimu! Ibis setan seperti dirimu sangat berbahaya," balas Isyana.

Mereka hampir sampai....