Sepertinya gua mau banyak revisi chapter. Istilah kekuatan mage bakalan gua sebut pseudo syaraf, istilah sirkuit magis terlalu meniru anime fate soalnya.
__________________________________________________
Luka kritis memang ditutup pakai penyembuhan berbasis inframerah campur sulfur. Luka dipunggung, dijahit dengan teknik pembedahan ala PMR sebagai tindakan pertama. Setelah itu bekas jahitan dipulihkan dengan sihir pemulihan berbasis elemen air. Tapi mendapat regen melalui sihir penyembuhan dibayar dengan tubuh mengkonsumsi sel darah merah melampaui batas.
Setelah pulih, Nirvana diundang ke mansion utama keluarga Charlotte hanya untuk diberikan main quest.
Catatan : James Norington bawahan Silvia, bukanlah James yang sama dengan James ketua regu tiga dalam detasemen Jeageris.
_______________________________________________
Satu hari kemudian, Isyana datang kembali ke rumah sakit. Membawa keranjang buah yang lain. Tentu supaya terlihat meyakinkan bahwa dirinya ingin menjenguk. Berjalan dilorong. Beberapa meter sebelum sampai di kamar pasien, di jajaran koridor dengan banyak kursi tuk menunggu, Isyana berpapasan dengan seseorang. James Norington sedang berdiri menyender tembok.
"Selamat pagi," sapa Norington.
"Siapa ya, apa aku mengenalmu?" Isyana memberi mimik jutek dan sedikit galak, mengangkat dagunya.
James Norington berdeham dan membuat sikap sok keren.
"Aku James Norington, anak buah kepala kesatria keluarga Charlotte," tukas Norington.
"Adakah aku bilang, siapa nama kamu? Gak ada yang bertanya kan!" Isyana melipat tangan, menatap dengan sinis.
"Baiklah-baiklah, lanjutkan saja urusanmu! Aku dapat giliran tuk menjaga orang itu. Orang itu siapa kamu sampai kamu menjenguk hampir setiap hari?" Norington melangkah, mengangkat bahunya.
"Dengan kata lain, kamu pengen tahu?" Isyana melangkah, hingga posisinya dekat dengan James Norington. Ia merangkai senyum palsu semanis buah manggis.
Mendekatkan wajahnya, wajah mereka sangat dekat.
Hanya untuk....
"Bukan urusanmu!" Mimik wajah paling menjengkelkan, dan sangat persis jengkel diperlihatkan Isyana.
"...." Wajah Norington cemas dan sangat kesal. Hanya bungkam dan mengangkat bahunya.
Akhirnya Isyana masuk kedalam ruangan rawat. Diikuti Norington, dengan tugas pengawalannya.
"Selamat pagi," seru Isyana.
Melihat Isyana datang membawa keranjang buah, membuat Nirvana mengerutkan keningnya.
"Aku udah banyak makan buah. Dipaksa makan buah lagi, bakalan enek rasanya," keluh Nirvana.
Menghela napas, memasang raut wajah se-masam manggis. Menatap Norington, menyodorkan keranjang buahnya dengan ekspresi keki.
"Untukmu saja!"
"Oke .... oke," ucap Norington.
*************
Nirvana sudah keluar dari rumah sakit ini. Isyana dengan sukarela menuntun Nirvana, dengan tubuh Nirvana bertumpu pada Isyana.
"Masih lemah gini, apa tidak bisa besok saja?" Tanya Isyana, kepada Norington.
"Maaf, harus sekarang. Aku kira, rekan pria mu sudah lebih baik," jawab Norington.
"Padahal, belum sembuh benar," keluh Isyana.
Mereka bergerak menuju kereta.
"Hey, jangan nyenggol dadaku, oy!" Isyana mengomel.
"Maaf," ucap Nirvana.
"Bukan maaf, tapi, memangnya kenapa!" Isyana mengoreksi.
Pertanyaan saja dikoreksi. Wanita toxic ini, orangnya korektif juga.
"Memangnya kenapa?" Nirvana bertanya.
"Gak ada bempernya," kemudian Isyana memberi nada bisik-bisik, "Soalnya bakal kerasa sensasi kaya nyentuh tulang rusuk. Kalau sampai ketahuan se-datar dan setipis itu, hancur sudah harga diri ku, tau!"
"Oh, gitu," ucap Nirvana.
"Kamu boleh tertawa, ini lelucon dasar goblok!" Omel Isyana, dengan nada sedikit meninggi.
Dua detik setelah Isyana berkata bahwa ucapannya adalah joke, Nirvana baru tertawa. Mendapat tertawa yang telat, Isyana percaya bahwa itu sebuah penghinaan atas lawakan yang dianggap garing.
"Dasar kunyuk, kamu bajingan!" Isyana mengomel, bernada tinggi didekat kuping Nirvana. Tetapi dengan penuh perhatian tetap menuntun jalan Nirvana yang kesehatannya belum prima.
Setelah perjalanan yang agak jauh, mereka tiba di ibukota. Kereta naga memasuki mansion utama Keluarga Charlotte. Memasuki ruang tamu, pewaris keluarga berada disana.
Kebetulan disana ada kakak dari Isabelle, yaitu Roxanne. Assassin tersebut, kini menjadi bawahan Pegasus, di garda depan. Seorang dengan tugas, sang algojo.
"Kamu!" Isyana menatap sinis kepada Silvia.
"Silahkan duduk." Duke Pegasus menyambut.
"Maaf, apa aku termasuk? Jika tidak aku akan menunggu diluar," tukas Isyana.
"Aku rasa kamu tahu jawabannya, teman adikku," balas Duke Pegasus.
Isyana terkejut, padahal sekalipun mereka belum berkenalan. Lantas bagaimana Pegasus bisa tahu kalau Isyana adalah teman Satella?
Disini akan ada Roxanne, Silvia, kemudian Starla. Namun Starla sampainya terakhir.
"Kakak ... dan asisten ku," Starla menyapa.
Panggilan asisten, Starla tujukan untuk Nirvana.
Untuk kesekian kalinya, Pegasus memperlihatkan future diary.
"Sepertinya, algoritma guide book bukanlah nama aslinya." Nirvana menyela. Nirvana tidak bilang kalau dia tahu nama asli artefak dari dewa mesin, dengan begitu Pegasus tidak mencurigai bahwa ada fiture diary yang lainnya.
"Benar, kamu benar, artefak ini bernama future diary," Pegasus menjawab.
Setelah tidak ada seorang yang menyela lagi, Duke Pegasus segera melanjutkan.
"Apa kalian kenal dengan pria yang ada di foto?" Duke Pegasus menaruh poto dari kamera polaroid itu diatas meja.
"Di penggal." Starla melamun, sorot matanya memandang kengerian.
Sementara Nirvana enggan melihat poto terlalu lama.
"Kalau assassin yang punya niat mencelakai adik tiri ku dibiarkan berkeliaran, aku akan kehilangan harta berharga ku," kata Pegasus.
"Ah, kakak," gumam Starla, dengan pipi blushing.
Beberapa saat kemudian Starla mengomeli Nirvana.
"Kamu kenapa senyam-senyum?" Starla mengomel.
Yang membuat Nirvana menahan senyum adalah sifat Starla sendiri. Karena Starla melihat kakaknya sambil tersipu. Terdengar seperti Starla berkata, onii-chan, saking lembutnya. Dan itu agak sedikit terlihat aura brother complex.
"Aku sampai harus menyamar menjadi perawat untuk menjadi umpan," tukas Silvia.
Ternyata perawat yang ditemui Edmond di pemukiman penebang, adalah Silvia Mercedes.
"Selanjutnya akan pecah perang terhadap negara pecahan, yang dikuasai pemerintah demi-human. Yang terjadi adalah pedang suci membantai mereka. Tugas kamu adalah menghalanginya," Pegasus menjelaskan. Pegasus seperti lagi memberi arahan kepada Nirvana. Starla memberi interupsi.
"Kenapa, kak, bagus kalau musuh dihabisi kan?" Tanya Starla.
"Ada beberapa pejuang dari kubu demi-human yang punya potensi perang khusus. Akan memberikan keuntungan bagi kita. Aku tahu skenarionya, karena aku memiliki future diary!"
Nampaknya Duke Pegasus ingin membentuk Legion demi-human sebagai pasukan garda depan.
Lantas apa scenario yang Pegasus maksud?
"Setelah peperangan terhadap ras demi-human, akan pecah perang terhadap divine dragon. Satella merupakan satu-satunya yang bisa mengalahkan divine dragon. Hanya king frost, dengan kekuatan untuk membekukan separuh dunia saja yang bisa."
Duke Pegasus baru setengah jalan menjelaskan, Nirvana mengangkat tangan untuk menginterupsi lagi.
"Bukannya generasi pedang suci, lebih kuat dari Satella?" Nirvana bertanya.
"Generasi pedang naga suci, ada perjanjian dengan divine dragon. Berkah dari pedang pusaka naga, akan lenyap bila sumpah dilanggar olehnya," jawab Pegasus.
"Saat adikku mengalahkan divine dragon, akan ada yang memfitnah adikku. Maka, aku akan melawan divine dragon. Potensi king frost, jangan sampai diketahui dunia!" Pegasus mewanti-wanti.
Jadi intinya, Duke Pegasus ingin membuat Legion pasukan dari ras demi-human yang dikalahkan. Kemudian memenangkan perang dengan divine dragon. Alasan dari divine dragon ingin memerangi kerajaan, jelas. Vilenchia adalah satu-satunya yang belum mampu dikalahkan divine dragon.
Dan ketika ada satu entitas yang dapat membekukan setengah dunia, apa seluruh dunia resah. Dunia akan menganggap sosok tersebut sebagai senjata pemusnah masal yang meresahkan. Hanya butuh beberapa provokator dan kekuatan media masa saja untuk membuat sosok itu dimusuhi dunia.
**********
Sementara Isyana sedang berdiam diri di taman depan. Duduk di kursi yang ditutupi gazebo. Tidak lama kemudian, ada seorang anak yang entah bagaimana, terlihat jutek.
"Ibu tidak bilang mau menerima pekerja baru, kurasa."
Seorang anak berambut abu-abu, twins tail. Dari fisiknya, seperti berusia sepuluh tahun. Tingginya kira-kira 110cm. Entah bagaimana, terlihat lebih tua dari segi mental dibanding anak seumurannya.
"H--huh?" Isyana melongo kala melihat anak itu.
"Bukan hah, heh, hah, huh! Kamu siapa? Jangan-jangan kamu babu magang, sepertinya." anak kecil berambut twins tail, menatap, keningnya mengkerut. Wajahnya memberi kesan, tukang komen.
"Kok babu?" Isyana menunduk dengan aura depresi.
"Kalau kamu baby sister baru, aku mau ibu langsung memecat mu hari ini juga, huh!" Anak kecil membuang muka, melipat tangannya. Terlihat sangat jutek.
"Loh, kok?" Isyana tambah murung.
"Pergi dari gazebo ini! Kamu bikin rusak pemandangan taman. Kamu juga merusak mood ku, huh!" Anak kecil ini tidak hentinya mencibir.
"Tapi, tapi, tapi--"
"Cepat pergi, orang asing!"
Beberapa saat kemudian, datang seorang wanita yang sangat cantik. Rambutnya abu-abu, bermodel rambut ikal bor. Memakai gaun berwarna hitam yang agak mirip dengan gaun Satella. Tapi gaunnya memiliki model yang lebih mewah.
"Kenapa sifat mu seperti ini, Misa!"
"...." Anak kecil berambut twins tail menjadi cemas. Menoleh kearah wanita cantik yang datang.
"Apa aku harus mengajarimu cara menghargai orang lain?" Wanita cantik berambut ikal bor bertanya.
"I--ibu salah dengar, aku tidak melakukan apa-apa kok ibu," ucap anak kecil ini, menjadi cemas.
"Kamu benar-benar keterlaluan! Hanya karena kamu spesial, bukan berarti kamu bisa memperlakukan orang lain seenaknya!" Wanita cantik itu menasihati anaknya. Anak kecil yang bernama Misha kian cemas.
Beberapa saat kemudian, datang Starla.
"Selamat siang, aunty Angelica," Starla menyapa.
"...." Isyana terkejut, mengetahui bahwa anak kecil sombong ini merupakan keponakan dari Starla.
"Bisa ajari keponakanmu cara menghormati orang!" Angelica menyuruh Starla.
"Jangan terlalu keras sama Misa, aunty Angelica," sanggah Starla.
Atas pembelaan dari Starla, Misa menampakkan wajah lega.
"Aku sayang bibi Starla." Misa melompat girang, wajah juteknya men-jeda barang sebentar.
Dalam hati Isyana berbisik, "Masih kencur kok udah dipanggil bibi."
Untuk beberapa hari kedepannya, Nirvana akan beristirahat.