Starla berhasil menangkap belati yang mengarah ke jantungnya. Ia menggenggam sangat kuat meski telapak tangan tertancap belati. Tangan kanannya tertusuk belati, Starla merapal mantra fire ball.
Starla melempar bola api yang ia genggam ditangan kirinya. Tubuh Edmond terbakar, lalu berguling di rumput untuk memadamkan api ditubuhnya. Enggan melepasnya begitu saja. Mantra dinding api disulapnya, dua dinding sekaligus. Didepan dan belakanganya. Dinding api akan memberi efek knock back apabila tersentuh seseorang, kecuali sang pemantra itu sendiri.
Terhempas kebelakang, terhempas kedepan. Akhirnya ia tersungkur ditanah. Dinding api mengurung Edmond dari dua arah. Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini, Starla langsung melesat dari celah antara dua dinding api.
Edmond baru saja bangkit, tapi dihantam oleh belati. Akhirnya terjadi adu pukul. Belati dan juga belati saling beradu.
Sebagai avengers, kekuatan mele combat Edmond meningkat drastis. Bahkan Edmon Dante sangat bisa mengimbangi tempo Starla dalam pertarungan mele combat. Starla dibuat kewalahan. bahkan ada beberapa momen dimana belati nyaris menebas pipi Starla atau menggorok leher Starla. Ada luka irisan kecil di leher kanannya.
Starla melompat kedepan sambil melakukan gerakan tusukan. Tapi Edmond melompat ke belakang kemudian menebas kearah bawah, melukai lengan Starla. Namun, setengah detik kemudian Starla melakukan gerakan tebasan rotasi. Tebasan memutar penuh, berputar 360 derajat.
Tebasan sebanyak tiga putaran dilakukan dalam dua detik. Tiga tebasan fatal dan sayatan lumayan dalam diterima Edmond. Bukan hanya itu, Starla melempar belati kembar kearah Edmond Dante. Muncratan darah, deras terlihat akibat terserempet belati kembar.
Di konsumsi amarah, keganasan terlihat dari cara bertarung Starla. Starla menikmati pertempuran ini. Edmond melempar bom asap, lalu memakai wujud invicible.
Hanya Nirvana yang bisa melihat Edmond ketika memakai wujud invicible. Dinding apinya berakhir, Edmond lenyap dari penglihatan Starla. Nirvana dilengkapi busur panah. Memakai proyeksi berbasis natural energi, membuat lapisan berwarna biru di busur panahnya. Lapisan biru tipis yang memberi dampak seperti sihir spring.
Nirvana melepas anak panah tepat didepan wajah Starla. Membuat Edmon tidak jadi menikam Starla dengan belatinya. Edmond mulai menyadari bahwa seseorang dapat melihat wujud invisible nya. Starla juga demikian. Edmond akan berlari kearah Starla dan menikamnya lagi.
Nirvana melesatkan anak panah, nyaris mengenai Edmond. Dengan tenaga asap, Starla melompat kedepan. Melakukan spekulasi, tornado api disulap oleh Starla.
Benar saja, Edmond berada diposisi yang Starla tebak. Edmond terkena radius dari tornado api, terkena dampak knock back. Terhempas, wujud invicible Edmond berakhir.
Starla yakin bahwa Nirvana bisa melihat wujud invicible seorang assassin. Yang ditargetkan Edmond bukan lagi Starla, tetapi Nirvana. Edmond segera bangkit. Edmond kembali invicible, tetapi Nirvana mampu melihatnya. Kini Edmond berlari kearah Nirvana. Nirvana membidik Edmond dengan busur panah. Tapi Edmond mengatasi dengan berlari zig-zag, seolah ia memakai sihir akselerasi.
Nirvana tak kunjung melepaskan anak panah. Masih terus membidik, menunggu Edmond cukup dekat untuk menebasnya. Edmond akan menebas! Namun tebasan Edmon tertahan oleh dinding bundar melingkari Nirvana. Belati Edmon tersangkut di safety wall. Sedetik setelah belati tertancap, Nirvana melepaskan anak panah yang menancap di leher Edmond Dante.
Melepas lagi, melepas lagi, melepas anak panahnya.
Edmond melempar bom asap dan berpindah tempat. Ketahanan fisik Edmond meningkat drastis setelah berubah menjadi avengers class. Prajurit pendendam, sangat kuat.
Mencabut anak panah dari leher, seolah tidak merasa sakit. Sungguh diluar nalar! Dengan luka yang sebanyak ini, Edmond masih bisa bergerak.
Tidak tanpa persiapan, Edmond meminum healing potion. Potion berkualitas tinggi. Potion mahal, memberi regenerasi yang tinggi. Kemudian Edmond memakai kekuatan utama, kelas pembalas.
Rage mode aktif. Ada aura warna merah api mengerubungi Edmon. Efek mirip madness enchantmen didapatkan, tapi mempertahankan kewarasan. Rage mode, avengers meniadakan efek negatif yang dimiliki madness enchantmen berseker. Karena ini bukan teknik berserk, tapi otoritas ilahi dari Nemesis goddess.
Sepertinya regenerasinya tidak sampai penuh. Dalam rage mode, Edmond tidak tampil invicible lagi. Semua berlari menuju Edmond dengan menenteng short sword.
Apakah dengan dikeroyok, sang avengers akan kalah?
Yang digunakan Edmond saat ini adalah kapak tomahawk. Kedua tangannya dilengkapi oleh kapak lempar. Kapak digunakan untuk menangkis serangan mele para Jeageris. Edmon melakukan mele combat dengan buas. Rage mode menjadikan cara bertarung dari Edmond menjadi brutal. Kapak diayunkan, satu demi satu kru Jeageris berjatuhan. Dilihat dari betapa parahnya luka, tiga orang pastinya tewas. Beberapa terlihat tidak terlalu kritis.
Melihat kebengisan musuhnya, Nirvana terpancing untuk ikut terlibat. Memunculkan pedang andalan, justice sword. Nirvana berlari kearah Edmond Dante.
*********
Perspektif berganti ke akademi, ruangan pembimbing konseling. Diawali dengan ketukan pintu.
"Masuklah!"
Seorang yang datang adalah Fiana. Fiana duduk, Isyana melepaskan kacamata. Isyana menatap Fiana.
"Kenapa?" Tanya Isyana.
"Aku membaca future diary--"
"Yah, yah, terus?"
"Temanku yang berada di padang rumput dekat ibu kota lagi dalam bahaya. Eris bilang kamu orangnya, tapi kok kamu ada disini?" Fiana menampakkan wajah polos dan berbicara dengan dungunya.
"ASTAGA!" Isyana langsung shock.
Fiana gagal paham, sementara itu Isyana langsung tahu siapa. Isyana langsung bergegas, berdiri, kristal digenggam. Isyana memanggil Orphelia untuk membantu dalam membuka gerbang dimensi. Pintu dimensi, tidak hanya membawa pengguna menuju dimensi astral, tetapi juga tempat lain di Altera.
"Antar ke field, Las Castellan, tolonglah Orphelia!"
Cacing hitam dengan pinggiran berwarna merah tua gelap muncul Isyana masuk kedalam gerbang dimensi. Isyana melangkah kearah gerbang dimensi itu.
Perspektif masih ada pada Isyana, tetapi sudah berpindah ke tenda Jeageris. Isyana terkejut melihat banyak anggota Jeageris tergeletak dengan banyak luka. Ada yang kelihatan tidak selamat, ada yang terlihat terluka, knock down.
Isyana melihat seorang yang dikenalnya tergeletak. Memegang perutnya, sepertinya terkoyak. Sementara tangan kiri bagian atas terkoyak oleh kapak dan masih menancap. Isyana berinisiatif mencabut kapak yang menancap.
"Tunggu!"
"Kenapa, Nathan?"
Anggota di regu satu tergeletak, luka-lukanya parah.
"Ambil anestesi di dalam tenda!" Perintah Nathan.
Isyana bangkit, baru saja akan melangkah. Isyana melihat lagi seorang yang dikenalnya.
"Ajudan Watson?"
"Wakil ketua regu."
Isyana memilih menghampiri ajudannya.
"Apa yang terjadi?" Tanya Isyana.
"Seorang assassin datang untuk menyerang pemimpin. Semuanya mencoba menghentikan assassin, tetapi gagal. Malah kami yang kena bantai satu assassin. Pemimpin sedang mengejar assassin bersama beberapa ketua regu. Yang mampu menandingi assassin itu hanyalah pemimpin kita, bos Starla." Watson menjelaskan dengan susah payah. Lukanya berat, napasnya berat, suaranya tertatih-tatih.
"Terus, dimana Nirvana?" Isyana bertanya.
Watson menunjuk kearah satu anggota yang terkapar. Ternyata Nirvana menjadi salah satu yang terbantai disini. Terlentang dengan genangan darah. Punggung kena beberapa tikaman belati. Lengan kirinya juga terkena luka tebas.
Isyana segera melangkah kearah Nirvana.
"Berikan aku anestesi!" Nathan menatap Isyana, mengeluh sakit.
Sementara Isyana sudah berada didekat Nirvana.
"Kamu oke?" Tanya Isyana, yang bernada khawatir.
Sangat ingin melihat wajahnya, kondisinya, Isyana membalikkan posisi tubuh Nirvana. Kini Nirvana terlentang dihadapan Isyana. Ada sesuatu yang bikin Isyana cemas.
"Tenggorokan mu!" Isyana shock, sedikit menjerit.
Bagaimana tidak....
Leher Nirvana memiliki banyak aliran darah, kendati mengering tetapi pernah tergorok.
"Lehermu, bocor!" Isyana cemas.
Dengan sisa-sisa tenaga, Nirvana berusaha menjawab.
"Luka ini sudah mengering. Starla memulihkan luka fatal ku," jawab Nirvana.
Karena Nirvana dapat bersuara, Isyana percaya bahwa tenggorokan Nirvana sudah dipulihkan. Isyana duduk dirumput merangkul posisi Nirvana yang terbaring. Lengan Isyana merangkul Nirvana, tetapi dikejutkan karena terasa basah.
"Punggungmu bocor?" Isyana semakin cemas.
Isyana teringat ucapan Nathan tentang anestesi.
Isyana ingat bahwa di tiap tenda terdapat anestesi dan healing item berupa alat bedah palang merah, ditambah suntikan regenerasi.
Isyana segera membopong tubuh Nirvana, menuju tenda regu.
Beberapa saat, Nirvana ditaruh, tengkurap agar punggung tidak menyentuh tanah. Kini Isyana ada dekat lemari kaca. Di sana aneka peralatan palang merah tersedia.
"Apa ada anestesi yang memiliki dampak bius lokal? Aku mau dia tertidur saat punggung dijahit. Membayangkan kulit dan daging dijahit, bikin ngeri." Isyana terus merogoh kotak obat.
Menghampiri Nirvana sambil membawa kotak obat. Suntikan anestesi dengan efek tertidur.
"Apa yang terjadi?" Tanya Isyana.
"Ada assassin yang mengaktifkan kekuatan mirip berseker. Assassin mengeluarkan aura yang mirip madness enchantmen," Nirvana menjawab.
"Oh, ya ampun, kondisimu sangat mengerikan. Setelah menutup luka, akan ku bawa kamu ke rumah sakit kota Geffenia," tukas Isyana, mulai menyuntikkan anestesi umum yang berefek tidur.
**********
Sementara itu, mereka Edmond berlari ke hutan dan menikam siapapun yang terpisah dari tim. Starla berlari bersama Heracles, Tristan, Claude dan empat anggota regu satu. Starla mencium sesuatu, ada bau amis darah.
Starla menuju semak-semak dan menemukan sesuatu.
Menarik keluar tubuh penuh luka dari semak-semak. Nampaknya Setelah dihabisi, ia disembunyikan dalam semak-semak. Tubuhnya dipenuhi tusukan.
Starla menyenderkan tubuhnya disamping pohon.
"Sepertinya dia masih hidup deh?" Starla baru saja memeriksa denyut nadinya.
Dengan kemampuan pyromancer support, Starla memunculkan api inframerah disertai sedikit asap sulfur pemulihan kulit. Sesudah selesai dengan healing, Starla pun bergegas mengejar Edmond Dante.
"Ayo, semua!"
Sementara itu, di sisi lain hutan, Edmond berlari terengah-engah. Kebetulan bertemu dengan gadis berpakaian perawat. Tepatnya seorang perawat molek, sangat menarik, rambutnya cokelat.
"Tolong berikan aku obat-obatan!" Edmond menghampiri perawat itu.
"Ikut aku," sahut perawat, dengan suara yang familiar.
Singkat cerita, mereka sampai di pemukiman kecil. Pemukiman ini dulunya ditempati para penebang, sebelum minat pasar terhadap kayu menurun. Belasan rumah kayu kumuh dan tidak berpenghuni.
"Sepertinya ini pemukiman para penebang?"
Edmond mulai merasa keanehan. Tidak lama, munculah seorang pria berambut panjang, silver, dengan poni panjang menutupi satu mata. Pria itu membawa sebuah buku dan selalu terlihat membaca isinya.
"Selamat siang!"
Ketika pria itu menatap Edmond, ternyata ia Duke Pegasus Edward junior Charlotte.
"Ciri-ciri persis, ternyata kamu orangnya," ucap Pegasus.
"Orangnya?" Edmond bingung.
Tanpa berbasa-basi, Duke Pegasus segera menghabisi Edmond.
"PENGGAL KEPALANYA, ROXANNE!"
Tiba-tiba....
Muncul assassin wanita menebas leher Edmond dengan pisau kukri oversize. Assassin wanita berkulit gelap seksi itu, menghabisi nyawa mantan bawahannya.
"Ops, aku memenggal kepala bekas bawaanku."
Darah bercucuran, sangat deras. Kepala terjatuh ke bawah, disusul dengan tubuhnya.