Kota perbatasan, kota Ustgard, ada rombongan kavaleri naga darat yang tiba. Mereka memakai seragam ala royal guard. Mereka, royal guard, umumnya memakai seragam tanpa zirah. Sepatu boot kulit, celana panjang dan kaus lengan panjang berwarna hitam. Hanya saja ada almamater yang terbuat dari kulit, warnanya putih. Almamater putih dengan sedikit garis biru adalah atribut mereka. Di balik itu, mereka memakai chain mail yang dibuat sedemikian rupa hingga menjadi sangat ringan.
Dan mereka tanpa zirah pertahanan yang kuat. Tetapi royal guard pada umumnya, dibekali kemampuan proyeksi sihir. Mereka menciptakan zirah konseptual yang sangat kuat. Ketika zirah konseptual pecah, mereka bisa meregenerasi zirah nya dengan energi magis.
Mereka berjumlah delapan puluh orang. Atau bisa disebut satu kompi pasukan, yang artinya dipimpin seorang kapten. Kapten pasukan memiliki rambut abu-abu dengan panjang sebahu. Poni disisir kearah belakang.
Memasukkan pintu masuk kota, banyak penduduk menyambut pasukan dengan antusias. Kota ini tidak memiliki dinding pertahanan seperti kota-kota mapan pada umumnya. Angkatan militer nya, sangat sedikit kendati ada di area konflik. Pertahanan atau keamanan sangat rentan sekali.
Kehadiran ordo elite royal guard tentunya memberi rasa aman bagi masyarakat di kota perbatasan.
Sepanjang jalan, penduduk kota menyoraki pasukan elite militer kerajaan ini. Adalah sorakan rasa bangga, gembira, antusias.
Mereka berhenti di balai kota. Ini adalah alun-alun yang buruk. Tak seperti kota lain yang punya jalan utama yang dibuat dari batu dan alun-alun kota indah. Kota Ustgard sangatlah gersang.
Jalan-jalan hanya tanah yang diratakan layaknya jalan setapak. Tanahnya pun gersang, bahkan rumput liar sekalipun tidak bisa Tumbuh. Ustgard punya banyak tempat menambang. Tapi tidak memiliki kesuburan untuk tanah pertanian.
Kota yang kumuh dan gersang.
Adapun kastil wilayah kota Ustgard, dulunya ditinggali oleh pangeran ke-empat. Lalu ada bangunan dari balai kota. Alun-alun hanya lahan lapang yang gersang. Diantara satu pasukan, hanya kaptennya yang masuk ke balai kota. Ketika kapten masuk ke balai kota, hanya akan disambut walikota dan juga pejabat teras kota Ustgard. Ada sedikit staff, seperti pegawai negeri hanya saja mereka Sedikit tradisional.
"Saya kapten Gilles, bersama satu pasukan berjumlah delapan puluh orang. Saya ditugaskan disini atas dekrit raja. Nama saya Gilles II de Evander! Saya ditugaskan menjadi kepala kesatria dari Satella Shiela Charlotte!"
Seorang kapten royal guard lagi duduk di dalam kantor. Seorang walikota duduk, menyambut sang tamu.
"Tuan penguasa kota Ustgard, lagi berada di kastil kota."
"Begitu, maaf mengganggu."
Selanjutnya kapten hanya sedikit berbasa-basi.
Tanpa berleha-leha kapten pergi menuju kastil. Sebenarnya Gilles mengetahui bahwa penguasa kota berada di kastilnya. Akan tetapi, kapten Gilles menghormati pak walikota sebagai pihak pemerintah daerah dengan menegur sapa.
Saat kapten Gilles keluar dari balaikota, keadaan semakin ramai dengan penduduk. Saat kapten menuruni naga darat, penduduk sangat ramai. Namun sekarang semakin ramai lagi.
Entah bagaimana, area di dekat balaikota dan kastil penguasa kota Ustgard menjadi dipenuhi para penduduk. Hari biasa, tempat itu begitu sepi. Namun, kedatangan pasukan ordo elite kerajaan telah membuat warga ramai untuk berkumpul disana. Rasa aman itu kembali ada, warga sangat antusias.
"Akhirnya, kota perbatasan jadi kawasan yang aman."
"Apa kalian lihat? Itu ordo elite kesatria kerajaan, royal guard. Pasukan elite kerajaan pasti bisa mengalahkan militer demi-human yang meresahkan."
"Musnahlah ras demi-human itu!"
Banyak penduduk membicarakan keberadaan pasukan royal guard dengan antusias. Kapten berjalan menuju kastil Ustgard. Personel mendekati kapten di lengan kirinya terdapat tanda seorang wakil kapten.
"Kapten?"
"Ekspektasi masyarakat sangat menakutkan."
Gilles menampakkan wajah yang murung di hadapan wakil kapten.
"Ini adalah sebuah tantangan bagi kita, kapten! Kesempatan ini tidak datang dua kali!"
Wakil kapten menyemangati kaptennya. Wakil kapten punya rambut berwarna merah. Orang berambut merah identik dengan keluarga Scarlett. Namun hanya beberapa orang yang saja yang diperbolehkan mengemban status sebagai klan Scarlett. Untuk yang tidak berbakat atau berprestasi, hanya akan disebut sebagai suku rambut merah. Umumnya suku rambut merah, punya bakat yang serupa dengan klan Scarlett.
Suku rambut merah memiliki kelebihan dalam hal stamina dan endurance. Kebanyakan dari suku rambut merah akan ada di akademi Knigth Atria, mengambil build sebagai knight mage dan menjadi anggota royal guard. Tanpa sebuah pencapaian, mereka yang punya rambut merah tidak akan dapat gelarnya sebagai anggota klan.
Tiga puluh persen populasi dari anggota royal guard adalah orang berambut merah.
Ada banyak orang dengan rambut merah di kesatuan royal guard. Tak hanya di kesatuan royal guard saja, kadang mereka menjadi kesatria reguler. Setidaknya ada belasan personil berambut merah di dalam pasukan kapten Gilles.
Perbincangan masih berlangsung dikalangan warga kota Ustgard.
"Kenapa royal guard baru datang sekarang? Kenapa tidak di masa kepemimpinan pangeran Romane?"
"Inilah perbedaan kualitas dari penguasa. Nyonya Charlotte punya kualitas. Penguasa baru memiliki kualitas yang bagus."
"Untung saja pangeran keempat meninggal!"
"Jaga bicaramu! Kalau ada intel kerajaan bagaimana?"
***
Pak tua kepala urusan internal mengantarkan kapten kesatria ke ruangan penguasa. Kapten Gilles duduk, menghadap Satella.
"Permisi nyonya Stella," kapten menyapa.
"Jadi kamu kapten yang dikirim kerajaan?" Satella menyambut.
"Atas dekrit raja, aku, Gilles dan pasukan royal guard dipindah tugaskan. Awalnya kami menjaga kastil utama kerajaan, di kastil ibukota. Kami pengawal ring tiga, untuk keluarga kerajaan. Sekarang menjadi pengawal mitra kerajaan. Sekarang aku, kepala kesatria dari Miss, Satella." Gilles memberi perkenalkan formalnya.
"Aku senang mendengarnya," balas Satella.
"Jadi, apa perintah anda?" Tanya kapten Gilles.
Satella terdiam, menaruh ujung jarinya seolah-olah berfikir.
"Hmmm, apa ya? Jadi begini, aku sedang sibuk dengan persiapan mengikuti ujian penyihir kelas S. Untuk sementara waktu, otoritas dilimpahkan kepada Theodore." Satella memerintahkan.
"Theodore?" Gilles bertanya.
"Apa kamu tahu Theodore?"
"Tidak."
Tentu Gilles tidak tahu siapa itu Theodore. Sebab, Gilles orang baru dalam kubu Satella.
"Kamu tahu kan, kalau aku adalah pewaris rumah penyihir Charlotte?" Tanya Satella.
Tentu saja Gilles tidak tahu bahwa Satella adalah pewaris rumah penyihir. Tapi pengetahuan umum tentang eksistensi lima rumah penyihir terkenal, Gilles tahu.
"Aku tahu tentang rumah penyihir Charlotte," kata Gilles.
"Kamu tahu, masing-masing dari mereka punya harta mulia. Setiap pewaris rumah penyihir Charlotte memiliki Phoenix sebagai rekan setianya, dari generasi ke generasi," tukas Satella.
"Ah, Phoenix, aku tahu itu," jawab Gilles.
"Theodore adalah Phoenix, dialah yang memberikan perintah selama aku masih mengikuti ujian penyihir tingkat S," kata Satella.
Secara bersamaan, Wilhelm baru datang. Satella memberi bukti pada raja, sehingga Wilhelm dibebaskan. Nirvana mengamankan justice sword palsu sebagai petunjuk. Itu adalah pusaka duplikasi yang Stride buat. Satella melakukan psikometri dan melihat ingatan Stride. Stride pun terbukti terlibat dalam tindakan pembunuhan. Satella mengekstrak ingatan, diberikan pada raja. Ekstrak ingatan dapat dilihat melalui guci ajaib pelihat ingatan.
Pintu di ketuk....
"Ini aku, Wilhelm!"
"Silahkan masuk, Wilhelm!"
"Permisi, nyonya penguasa baru. Benarkah anda memiliki kepala kesatria baru? Tapi aku sudah jadi kepala kesatria duluan, di kota perbatasan," protes Wilhelm.
"Oh tuhan, aku pusing!" Satella menyenderkan kepala di mejanya.
"Baiklah Wilhelm, aku mau bicara dengan penasihat ku dulu!" Satella bergegas meninggalkan ruangan.
Dengan sihir transfigurasi, Satella mampu bergerak cepat lewat jalur udara. Scene pun berganti dengan Satella sudah ada di Geffenia. Lebih tepatnya, berada di ruang owner.
"Bagaimana ini!" Satella terlihat pusing.
Berada di ruang owner, Satella bercerita kepada Nirvana dan juga sedang meminta solusi.
"Oh, begitu. Kenapa kamu tidak menjadikan kepala kesatria lama sebagai sheriff saja?"
"Apa itu sheriff?"
Setelah Nirvana mengusulkan satu solusi, Satella balas bertanya. Dari dunia lama, Nirvana punya banyak pengetahuan umum. Di dunia lama, sheriff adalah polisi kuno yang berasal dari Amerika di era koboi. Namun, di universe ini, koboi tidak ada. Di republik western, mereka tidak mengenal sheriff sejak sepuluh abad yang lalu.
Nirvana ragu untuk menjelaskan secara rinci.
"Sheriff adalah versi lebih murah daripada unit polisi militer. Sheriff adalah unit penegak hukum dengan jumlah sedikit, organisasi lebih kecil dan sederhana." Nirvana mencoba menjelaskan dengan simpel.
"Benar juga," Satella menaruh ujung jarinya di dagu, melihat keatas dan Sedikit merenung. Menjentikan jari untuk menyimpulkan, "Kalau kota miskin itu mengadakan unit polisi militer, anggaran nya kering. Tapi, kalau pakai sheriff mungkin lebih realistis."
Nirvana menerjemahkan sheriff sebagai polisi koboi yang tak terlalu banyak prosedur dan berbelit-belit.
Kesatuan polisi militer umumnya memiliki beberapa sektor di dalam satu kota. Satu sektor akan terdiri dari delapan puluh personel. Lalu, markas besar kepolisian akan ada satu unit di setiap kota. Sistem yang lebih profesional itu pasti punya hierarki seperti jabatan dengan gaji bervariasi.
Sementara sheriff, lebih sederhana juga efisien.
Dan jawaban selanjutnya adalah.
"Oke, nanti kamu jelasin sendiri! Kamu jelasin ke mantan kepala kesatria! Aku mau siap-siap untuk ujian penyihir kelas S! Dadah, oy, sampai nanti!" Satella melambaikan tangan dan pergi. Perginya juga secara tergesa-gesa, dengan wujud transfigurasi sihir merpati hitam.
Satella meninggalkan quest untuk diselesaikan.
Singkat cerita, dua hari kemudian datanglah Wilhelm. Saat Nirvana berkunjung ke pantry, di sekolah, seorang menegur sapa.
"Hai, Nirvana! Ada seseorang yang mencari mu," kata Mark.
"Siapa?" Tanya Nirvana.
Lalu Mark mengarahkan Nirvana kepada seseorang itu. Dan secara bersamaan, ia sedang berdiam diri dalam ruang pantry ini.
Seorang pria ramping yang sedikit lebih tinggi dari Nirvana. Berambut hitam panjang dan dikuncir kearah belakang.
"Namaku Wilhelm!"
"Nirvana!"
Mereka saling berkenalan. Wilhelm pun menjelaskan tujuannya.
"Penguasa kota Ustgard yang baru berkata bahwa aku telah diangkat menjadi sheriff. Bisa jelaskan apa yang dimaksud sheriff?" Wilhelm bertanya.
"Oh, kamu orangnya! Baik, akan ku jelaskan." Nirvana duduk, bersiap untuk menjelaskan.
Bersambung.