Perpustakaan.
Pasca menyerap daya magis dari dalam batu komet Charlotte, maka kekuatan baru di dapat. Nirvana mulai memahami fungsi kekuatan bintang biru dari batu Charlotte.
Duduk di perpustakaan, membaca teori tentang sihir proyeksi. Tidak seperti Shapeshifter yang mewarisi kekuatan Phoenix, magic caster umumnya membuat senjata hasil proyeksi yang kurang sempurna. Proyeksi yang mampu diciptakan magic caster hanya sebatas pedang atau belati berwarna silver semi transparan. Senjata proyeksi mereka nyaris seperti kaca karena saking transparan nya.
Syarat untuk menguasai teknik proyeksi senjata, afinitas terhadap white magic yang tinggi dan juga magic power yang tinggi. Kemudian keuletan dalam mempraktikkan teknik proyeksi dan bakat tentunya.
Nirvana sama sekali gagal dalam mempelajari sihir proyeksi sesuai dengan teori.
"Apa mungkin?"
Nirvana tidak memakai mana point, tetapi memakai energi bintang biru. Natural energi bercampur dengan sedikit lif point. Setelah mana alam bintang biru di konsumsi dalam prosesnya, dengan mudah Nirvana mewujudkan belati. Sebuah belati setengah transparan dengan warna biru. Nirvana menebalkan energi bintang biru. Itu membuat belati semakin padat dan semakin tidak terlihat transparan.
Lama-lama menjadi biru gelap bukannya biru transparan lagi.
Tidak peduli setebal apa kepekatan energi alam bintang biru, ini akan selalu seperti material setengah transparan.
"Apa mungkin?"
Nirvana berasumsi bahwa teknik spring dapat digunakan dengan mengkonsumsi mana alam. Ketika memakai mana point yang biasa, teknik spring dari cabang magic archer yang Nirvana buat, sangat lemah efeknya.
Nirvana berasumsi bahwa energi bintang biru dapat menghasilkan efektivitas tinggi bila digunakan untuk teknik spring.
"Sungguh?" Seorang pelajar tahun ketiga menghampiri Nirvana.
"Kenapa?" Nirvana menoleh.
"Bagaimana caranya? Bagaimana membuat proyeksi berwarna biru?" Tanya pelajar itu.
"Aku hanya mempraktikkan sihir proyeksi seperti di buku," jawab Nirvana.
"Tapi kenapa warnanya biru, bukan perak transparan?" Tanya pelajar.
Pelajar itu memiliki kuping lancip. Rambutnya silver, ada beberapa dengan hitungan jari yang ras nya serupa dengan pelajar ini. Kelompok elf ini datangnya dari mana?
"Aku tidak tahu," Nirvana menolak untuk memberi jawaban.
"Kekuatan macam apa? Apakah ras manusia punya klan khusus?" Siswa tersebut keras kepala.
Pelajar itu terus mendesak supaya pertanyaan dijawab. Hingga pada saatnya, seseorang datang. Seorang berambut hitam terbelah dua pada poninya. Poni tang disisir ke sisi wajahnya, sangat panjang sampai mencapai dagunya. Bila poni tidak disisir kesamping dengan pola belah tengah, seluruh wajah akan tertutup dengan rambutnya.
"Tolong jangan ganggu!"
Seorang yang menginterupsi itu adalah Isyana.
"Aku senang, kamu berhenti buat pelanggaran terhadap beberapa pelajar yang kurang berdaya, tapi jangan mengganggu dia, Julius!"
"Maaf, guru pembimbing konseling."
Pelajar itu adalah Julius. Julius yang sering terlibat perselisihan dengan pelajar ningrat kelas menengah atas, yaitu Jovan.
"Tolong jangan bertanya jika orang yang ditanya tidak mau menjawab!" Isyana memberikan teguran.
"Sekali lagi, mohon maaf." Julius bergegas pergi.
"Aku anggap ini pelanggaran! Aku tunggu kamu untuk diberi nasihat!" Ketika Isyana akan memberikan sangsi teguran, Julius Sedikit shock.
Kemudian Isyana menghampiri Nirvana.
"Terimakasih telah membantuku," ucap Nirvana.
"Tidak apa-apa. Lagipula kamu ini orangnya tidak punya malu karena membiarkan cewek membantu mu!" Isyana ngatain dengan ekspresi menyebalkan yang jutek. Memberi kesan pura-pura galak.
"O...." Nirvana tercengang.
"Baiklah, sampai nanti!" Isyana bergegas pergi.
"Tunggu dulu! Kamu mau kemana?" Tanya Nirvana.
"Hmmm, aku mau pergi ke tengah kota. Aku mau pergi ke dokter spesialis mata. Minus ku bertambah lagi karena aku enggan memakai kacamata ku," ujar Isyana.
Untuk saat ini, mereka berpencar. Selanjutnya Nirvana akan pergi ke kemah Jeageris.
"Ternyata selama ini, matanya minus tetapi dia malas memakai kacamata," gumam Nirvana.
Nirvana penasaran, apa energi alam yang berwarna biru ini bisa dipakai untuk melepaskan atack wave? Saat mencobanya, ada udara berwarna biru yang dihempaskan dari tangan Nirvana. Tapi tidak merusak tembok sedikitpun. Anehnya, memberikan hentakan pada tangannya. Tangan Sedikit terhempas kebelakang dan Nirvana hampir setengah terjatuh.
"Mungkinkah?"
Nirvana berasumsi bahwa dalam wujud gas ataupun udara, energi bintang biru dapat mempercepat momentum.
Nirvana mengalirkan cahaya biru pada telapak kaki, merembes keluar alas sepatu. Mencoba memakainya untuk mendorong. Mengalirkannya pada telapak kaki untuk mencoba memperkuat lompatan.
Dan ternyata Nirvana melompat sangat jauh, nyaris seperti manusia super. Bahkan lompatannya cukup tinggi untuk membuat kepalanya hampir membentur atap koridor.
Nirvana mencoba mengetes mana alam itu lagi. Mengaliri telapak kaki hingga mencapai alas sepatu. Lalu Nirvana dapat berlari lebih cepat daripada biasanya.
"Inikah yang dinamakan teknik dash?"
Dalam video game, biasanya ada sebuah teknik melompat kedepan untuk menghindari serangan yang bersifat area. Gerakan melompat tersebut dinamakan teknik dash. Teknik dash harusnya beberapa kali lipat daripada kecepatan sprint.
Saat Nirvana berkata bahwa ini adalah teknik dash, maksudnya itu bisa digunakan untuk teknik dash. Sebelumnya Nirvana melakukan gerakan sprint.
Nirvana mencoba melompat kearah depan, tapi kakinya diusahakan agar tidak terlalu jauh dari pijakan. Dan itulah bedanya lompatan dan teknik dash. Dalam game moba analog yang berbasis lima versus lima, Nirvana mengenal kemampuan ini sebagai kemampuan charger. Charge adalah salah satu spesialisasi caracter yang memiliki role sebagai fighter.
"Bagaimana kalau--"
Nirvana berasumsi bahwa kekuatan ini bisa digunakan untuk menaikan kecepatan ayunan tangan. Nirvana mengayunkan tangan seperti hendak memukul. Ternyata energi bintang biru menaikan kecepatan ayunan.
Ini artinya, kekuatan bintang biru dapat menaikan atack speed dan juga attack power.
Singkat cerita, Nirvana pergi ke training ground Jeageris.
***
Training ground.
Nirvana berasumsi bahwa kalau ia payah dengan teknik spring biasa, mungkin tidak dengan penguasaan natural energi. Memakai cara yang sama dengan teori menggunakan teknik spring. Namun kali ini dengan memakai natural energi.
Anak panah melesat lebih kencang daripada biasanya, menandakan bahwa teknik spring telah berhasil.
"Bisa!"
Kesimpulannya adalah, Nirvana mampu memakai teknik spring jika mengkonsumsi mana alam, bukan mana point yang biasa. Nirvana terampil memakai teknik sihir dengan menggunakan mana alam.
"Kita coba lagi!"
Nirvana berspekulasi, melakukan sedikit percobaan.
Muncul pelat biru semi transparan pada bagian depan busur. Pelat itu menjadi lapisan luar tambahan yang akan menaikan daya pegas. Bagian tambahan yang diproyeksikan dari natural energi, menyatu dengan busurnya selama belum menguap.
Ternyata lapisan tambahan sukses menaikan daya pegas nya. Lesatan anak panah, meningkat kembali.
Setelah Nirvana berlatih beberapa waktu, datanglah Starla.
"Nampaknya latihan mu berjalan sempurna. Aku senang dengan kerja keras mu! Selamat, kamu hebat ya!" Starla terlihat senang dan bangga.
Dalam hati Nirvana berkata....
"Giliran sukses dipuji. Kemarin aja dimarahin. Ini anak beneran mirip kakak kembarnya deh. Semua kejelekan Satella, ada pada Starla. Dasar anak bau bawang, setengah matang, asem kaya buah manggis!"
Nirvana bersuara dalam hati. Tentu Starla bakal emosi jika mendengar ucapan tersebut.
"Kenapa diam saja oy!" Nada protes diberikan Starla karena tak dapat tanggapan.
"Maksudku, terimakasih," sahut Nirvana.
Starla melipat tangan, membuang muka kesamping.
"Aku hanya memantau. Sedikitpun aku tidak peduli dengan mu! Aku hanya peduli dengan satuan yang ku pimpin!" Starla terus terang sambil menatap kearah lain.
Nampaknya, Starla memiliki sisi tsundere. Itulah sisi yang membuat Starla beda dengan kembarannya.
Singkat cerita, latihan harian pun selesai. Nirvana kembali ke sekolah sihir, hanya untuk menumpang tinggal dan makan gratis kendati sudah tidak bekerja disana lagi.
Nirvana berjalan di lorong sekolah, berpapasan dengan seseorang.
"Ketemu lagi--"
"...."
Namun Nirvana hanya berjalan kedepan, tak menyadari.
"Oy, aku bicara padamu oy! Jangan pura-pura tidak kenal! Dasar sial!" Perempuan itu mengomel, sampai Nirvana menoleh. Ternyata wanita tersebut adalah Isyana.
"Maaf, aku tidak memerhatikan," tukas Nirvana.
Dan akhirnya mereka berbicara sebentar.
"Aku dengar bahwa kamu tidak lagi bekerja disini," ucap Isyana.
"Iya benar," jawab Nirvana.
Untuk satu waktu, kebiasaan Isyana yang bermulut toxic pun kambuh.
"Dan kamu kesini untuk makan gratisan dan tempat menginap tanpa keluar biaya kan? Dasar benalu ya, gembel numpang hidup." Isyana memulai kebiasaan toxic nya.
"Ya ampun," gumam Nirvana.
"Ah, maaf, lupakan." Dan refleks, Isyana menutupi mulutnya dengan kedua tangannya.
Suasana menjadi sedikit hening dengan mereka saling diam tetapi tetap berhadapan. Dan keduanya menunduk sesaat, lalu saling tatap dalam canggung.
"Siang tadi kamu ke dokter mata, bukan?" Tanya Nirvana.
"Kok tau? Pasti kamu stalker yah? Jangan dekati aku, dasar penguntit psikopat," canda Isyana.
"Astaga...." Nirvana geleng-geleng kepala.
"Iya, aku bercanda," Isyana tertawa sejenak. Kemudian menjawab, "Yah, jawabannya iya. Tadi siang kan kita ngobrol singkat waktu di ruangan perpustakaan. Dan aku benar-benar pergi ke dokter mata. Astaga, minus pada mata ku bertambah lagi deh."
"Pasti karena kamu malas memakai kaca mata," ucap Nirvana.
"Iya, benar. Aku malu dilihat orang lain saat pakai kacamata. Aku hanya memakai kacamata saat membaca berkas-berkas, itupun di dalam ruangan dan tanpa ada orang lain." Isyana menceritakan.
"Pakailah kacamata mu tiap waktu! Dengan begitu, perlahan mata mu akan pulih dari rabun jauh, Isyana."
"Sok tahu!"
"Aku meramalkan kamu terlihat cantik dengan kacamata."
Atas bujukan Nirvana, Isyana pun melongo sejenak.
"Jangan sebut itu! Kata-kata, aku meramalkan, adalah kalimat yang bikin aku benci setengah mampus!"
Isyana memberi mimik pura-pura marah. Mengangkat tinggi dagu, membentuk akting marah walau dirinya tidak marah sedikitpun.
Dan ketika Isyana melakukan itu, Isyana sangat ahli dalam akting ekspresi marah. Menegaskan bahwa Isyana cocok berperan sebagai sang antagonis di teater drama.
"Aku membenci si peramal yang berambut ungu itu! Violetta sudah menjadi musuh alami bagi ku tau!" Isyana mempertahankan ekspresi wajah galaknya.
"...." Nirvana menyimak saja.
"Tapi aku tidak menganggapnya musuh kok. Kami teman, walaupun aku benci dirinya," tukas Isyana.
Isyana menghela napas, sambil ia mengambil kotak tempat kacamata disimpan.
"Well, aku senang bicara dengan kamu." Isyana mulai memakai kacamata.
Isyana menatap galak, memakai kacamata.
"Bagaimana?" Tanya Isyana.
"Jauh lebih cantik daripada waktu tidak memakai kacamata," jawab Nirvana.
"Daripada dan waktu digabung? Kemampuan linguistik mu sangat belepotan sekali!" Isyana pura-pura mengomel.
"Ya ampun," batin Nirvana.
Dalam hati berkata....
"Baru saja dipuji, bukan memberi ekspresi senang dan senyum tulus, malah menghina," pikir Nirvana.
"Sampai nanti."
Namun saat berpisah di lorong, senyuman merekah diberikan oleh Isyana. Nyonya Megane dengan rambut hitam dikuncir, poni khas Isyana adalah belah tengah.
Isyana begitu cantik....