Berada di training ground, kemah Jeageris. Nirvana menguji cincin jempol untuk memanah. Membidik, melepas anak panah. Latihan ini disaksikan langsung oleh Starla.
"Jadi begitu," gumam Starla, seraya memerhatikan Nirvana.
Belasan anak panah dilesatkan. Ini merupakan latihan panahan yang keempat bagi Nirvana, di training ground Jeageris.
"Starla mau coba!" Starla sudah memasang cincin jempol. Nirvana memesan cincin jempol lebih dari satu, ada sekitar satu lusin cincin jempol untuk permulaan.
Starla mencoba cincin pemanah, kemudian merasa puas.
"Ini bisa menaikan fire rate ku loh. Dengan ini, atack speed ku akan menggila," seru Starla.
Lalu datanglah, seorang pria yang berambut ikal, warna cokelat.
"Sedang berlatih, ketua?" Orang tersebut menyapa Starla.
"Ah, iya, aku mencoba fitur baru. Cobalah cincin pemanah! Alat ini menaikan fire rate!" Starla terus melesatkan anak panah. Kemudian berhenti, meletakkan busurnya.
"Boleh juga," balasnya.
Starla menatap Nirvana.
"Kamu sudah kenal Nathan bukan?" Tanya Starla.
"Kami pernah latihan bersama, satu kali, waktu itu," ucap Nathan.
"Oh, kalian sudah kenal," Starla mengangguk. Lalu menambahkan, "Nathan ada di regu satu, anak buahnya Heracles. Nathan sangat berbakat. Layaknya anggota di regu satu, bakatnya luar biasa loh."
Kini ada tiga orang yang berlatih menembak busur panah. Beberapa saat kemudian datang Heracles.
"Lapor, ketua!"
"Ada apa, Heracles?"
Starla menyambut Heracles. Meski komandan lapangan adalah Tristan, tapi Heracles lah yang jadi tangan kanan Starla.
"Robin hood datang bersama party nya, bos," ujar Heracles.
"Robin hood dari pasukan hijau? Sekutu ku, rival ku sejak di sekolah dulu. Bawa dia kesini!" Perintah Starla.
Robin hood memiliki kamp nya sendiri. Pasukan pemanah Robin hood, kurang lebih punya jumlah anggota yang sebanding dengan pasukan milik Starla, Jeageris.
Itulah yang terakhir kali diketahui. Untuk sekarang, belum diketahui jumlahnya sudah meningkat atau belum.
Robin hood datang bersama lima anggota. Namun mereka menunggu disana. Hanya Robin hood yang menemui Starla. Kedua pemimpin pasukan pemanah pun bertemu.
"Lama tidak bertemu, Starla."
"Iya, sama, aku juga mau bilang begitu."
Mereka saling menyapa.
"Bagaimana perkembangan kamp pasukan mu?" Tanya Robin hood.
"Bisa kamu lihat sendiri!" Starla mengulurkan tangan kearah sekumpulan Jeageris di sisi lain.
"Masih tetap sama," ucap Robin. Melihat ke sekelilingnya seraya menaruh jari di dagu. Kemudian Robin berkomentar, "Masih tetap tergolong sebagai unit kecil. Kamp pasukan ku sudah berkembang. Pasukan hijau ku kini memiliki anggota sebanyak tiga ratus loh."
"Serius?" Starla terpicu, mulai iri.
"Tentu, soalnya akhir-akhir ini pasukan hijau banyak job. Dana mengalir, aku bisa membiayai pasukan sebegitu banyaknya." Ekspresi bangga ditunjukkan oleh Robin hood.
"Ayo kita bertaruh!"
"Baiklah, seperti biasa."
Ketika Starla bilang bertaruh. Itu artinya mengadu keahlian panah. Berlomba-lomba dalam skor, yang menjadi pemenang akan mendapat uang taruhannya. Mereka tidak berlebihan, hanya beberapa silver coin untuk dipertaruhkan.
Pada spot yang sangat berjauhan dengan mereka, Nirvana sedang rajin-rajinnya melatih keahlian memanah yang amatir ini. Ada Nathan yang juga sedang fokus menjaga performa memanahnya.
Sementara Heracles, membaur dengan anggota party Robin hood. Heracles cukup ahli di bidang hubungan antar manusia. Sosok sebagai Heracles, cakap dalam mempersatukan banyak kubu.
Setelah selesai bertaruh, terlihat Robin lah yang memberi silver coin kepada Starla. Mereka membahas tentang masa sekolah, di akademi sihir Blue Rose, kota Juno. Nuansa nostalgia, dirasa amat kental.
"Kapan-kapan, berkunjunglah ke kemah kami," ucap Robin hood.
"Jika sempat, kami akan datang," balas Starla.
Robin hood pergi, bersama party, kelompok pemanah hijau.
Nirvana berlatih hingga sore, jari mulai pegal. Pergelangan tangan seperti terkilir.
*************
Scene berganti dengan Nirvana berada di tenda Starla. Duduk, berhadapan, Nirvana menjalani tugasnya sebagai asisten ke-dua.
"Aku ingin meminta pendapat mu, tentang pembentukan regu empat. Bagaimana menurutmu?" Starla bertanya.
"Tentu bagus. Sebab kita memiliki terlalu sedikit anggota. Empat regu tidak terlalu hambur, menurutku," ujar Nirvana.
"Tapi kita butuh job supaya bisa membiayai lebih banyak anggota. Belanja gaji personil butuh biaya banyak kan. Untuk beberapa bulan kedepan, masih sanggup lah buat membiayai empat regu. Baiklah, bentuk regu keempat! Masalah anggaran, kita urus nanti. Kamu bentuk tim empat! Aku memberi promosi kepada mu untuk menjadi ketua regu, regu empat!" Perintah Starla.
"Langsung jadi pemimpin regu, beneran?" Nirvana terkejut.
"Serius!" Starla mengangguk.
Dan akhirnya Nirvana setuju saja dengan tugas itu. Selanjutnya Starla akan menjelaskan detail kecilnya.
"Di akademi sihir Blue Rose, ada instruktur pelatih yang bernama Sean, Sean Connery. Beliau pelatih teknik memanah. Kamu tanya pada pelatih Sean tentang alumni yang berbakat! Kamu rekrut beberapa alumni dengan build magic archer. Satu regu jumlahnya sebelas sampai tiga belas! Sekarang kerjakan!" Starla memberi quest.
Scene berganti dengan Nirvana meninggalkan tenda Starla. Lalu disambut oleh pria super jangkung. Heracles berdiri didepan mata.
"Apa kabar," seru Heracles, dengan gestur sok akrab.
"Baik," balas Nirvana.
Berdiri dengan pose sok keren, Heracles melipat tangan.
"Jadi, kamu disuruh membuat regu keempat? Apa yang dikatakan oleh Robin hood berpengaruh besar terhadap Starla. Ada aura rivalitas disini. Apapun perkembangan dari kamp pasukan Robin hood, pasti memicu motivasi Starla. Asalkan Robin hood tidak terlalu sukses, segalanya akan berjalan dengan ok."
"Kenapa?"
Nirvana mempertanyakan argumen yang terakhir.
"Kalau kamp pasukan Robin hood terlalu maju, bukan cuma menjadi motivasi lagi tapi akan membuat bos Starla menjadi ambisius. Ambisius adalah sesuatu yang berbahaya loh."
"Begitu, ya, masuk akal sih."
Nirvana dapat memahami opini Heracles.
"Duel denganku di arena koloseum! Jika menang, akan aku bagi rahasia tentang skill Exclusive." Heracles mengajukan tantangan.
"Aku belum siap, dari segi teknik." Nirvana menolak tantangan itu.
"Ok, boleh menerima challenge ini dilain waktu," tukas Heracles.
Nirvana baru akan melangkah.
"Tunggu dulu, jangan biarkan dia pergi!" Starla keluar dari tendanya.
"Tunggu kawan!" Heracles hanya menurut, menahan Nirvana.
Nirvana menoleh kearah Starla. Sementara Starla berlari sambil membawa kain merah.
"Mulai sekarang pakai ini!" Starla memberi sebuah jubah pemanah berwarna merah.
Nirvana mulai memakai jubah pemanah warna merah.
************
Satu hari kemudian Nirvana mulai sering memakai jubah pemanah berwarna merah sebagai atribut Jeageris. Dan ternyata itu bukan sekadar seragam Jeageris, tapi juga sebuah mistik kode. Nirvana lagi berdiri didepan cermin di sebuah wastafel yang ada dilorong.
Salah satu efek aktif dari jubah pemanah adalah skill fade. Tidak nampak wujud Nirvana di cermin, karena sedang memakai sihir fade.
"Sedang apa disitu?" Tanya Fiana.
Spontan, Nirvana terkejut.
"Kamu bisa melihatku?" Tanya Nirvana.
"Bisa lah," Fiana menjawab.
"Aku sedang memakai sihir fade, padahal. Lihatlah bayanganku tak nampak di cermin," kata Nirvana.
Sejenak Fiana melihat cermin dan tidak ada wujud Nirvana yang lagi berdiri disana. Kemudian Fiana melirik kearah Nirvana, menoleh kearah kaca, menoleh ke Nirvana. Beberapa kali Fiana melakukan hal seperti itu, terkejut.
"Apa?" Fiana kaget dan sedikit berteriak.
"Tenang!" Nirvana menaruh jari telunjuk di bibir Fiana.
"Maaf, aku kagetan dan gampang sekali shock." Fiana mengusap dadanya.
"Mau kemana?" Tanya Nirvana.
"Mau ke ruang guru pembimbing konseling," kata Fiana.
"Untuk apa, kamu ini kan bukan pelajar?" Tanya Nirvana.
"Curhat," Fiana terkekeh, mata terpejam, ekspresi seperti orang konyol. Kemudian berkata, "Kamu tenang aja, ini masalah cewe."
Kemudian Fiana melambaikan tangannya dan pergi, "Dadah!"
Nirvana merasa energi sihirnya sedikit terkuras. Ternyata ketika menggunakan efek sihir aktif dari item, mana akan terpakai.
Selain itu, kode mistik jubah ini memiliki efek pasive. Efek pasive jubah ini adalah menaikan statistik agility. Movement speed sedikit bertambah, evasion rate juga ikut bertambah.
Kemudian Nirvana pergi menuju pantry.
Memasuki pantry, sudah banyak rekan berkumpul. Ada Revi duduk dipojokkan, merasa malu. Di sana, Revi mengompres bekas lukanya dengan es batu.
"Jubah itu, seperti atribut pasukan khusus saja?" Leo menegur sapa.
"Aku bergabung dengan Jeageris," tukas Nirvana.
Tidak lama kemudian, Joan datang bersama pria sebaya. Ia berambut merah, agak bergelombang, cukup pendek potongannya.
"Teman-teman," seru Joan.
Semua memerhatikan Joan. Lantas Joan meneruskan.
"Seseorang melamar menjadi kru penjaga," kata Joan.
"Tapi aku seorang magic archer. Jikalau perkejaan disini wajib memakai pedang, maka aku tidak keberatan," kata si rambut merah.
"Teman-teman.... Bagaimana jika orang baru ini menggantikan Revi saja?" Tanya Joan.
"Setuju, lebih baik Revi segera dikeluarkan saja!" Leo memberi dukungan.
"Hei, jangan begitu!" Mark berusaha menengahi.
"Sialan kamu orang baru, blonde plontos sialan! Aku parut kepala plontos mu! Dasar tidak punya otak, dasar pengangguran!" Walaupun keadaan sedang terpuruk, Revi masihlah Revi. Revi mengumpat seperti warga negara enam dua.
"Punya mulut dijaga, baru saja dihajar!" Leo menunjuk kearah Revi, merasa kesal.
"Kamu juga di jaga! Pecundang seenaknya mengkritik orang! Lihatlah betapa pecundangnya dirimu! Penganggaran, gembel, si singa culun," ucap Revi, kian toxic.
"Sudah, sudah, dan siapa nama kamu?" Tanya Nirvana, menengahi lalu berkenalan dengan pria yang berambut merah.
"Kamu mendukungnya dasar licik!" Revi memarahi Nirvana.
"Diam Revi! Setidaknya Nirvana mampu seri saat berduel dengan Lancelot." Mark membela Nirvana.
"APA?" Revi shock atas fakta itu.
"Tidak sepertimu yang omong besar dan tukang membual!" Joan ikut merundung Revi.
"Tutup mulutmu Joan! Kamu iri denganku?" Revi menatap sinis.
"Untuk apa aku iri dengan pria bermulut besar?" Tanya Joan.
"Karena kamu tidak seberani aku dalam menantang orang kuat. Joan, kamu tidak lebih dari seorang pengecut! Kamu tidak memiliki keberanian seperti aku!" Revi kian panas berselisih dengan Joan.
Tidak lama, datanglah Pete. Pete mulai memprovokasi Revi.
"Paman penjaga tua bilang, kamu berusaha kabur saat di hadang sekumpulan royal guard. Berani, apanya? Kamu melawan Lancelot karena kamu gagal kabur, bukan? Kamu ketakutan dan berusaha melarikan diri sekuat tenaga kan? Pemberani apanya?" Tanya Pete.
Atas fakta yang disampaikan Pete, semua menertawakan Revi.
Revi memukul meja, berteriak meluapkan emosinya.
"SIALAN KALIAN SEMUA! KALIAN KUMPULAN PECUNDANG! SEMOGA MENDAPAT KARMA!"
Setelah meluapkan emosinya, Revi berjalan keluar pantry. Kemudian meninju perut Pete. Senior Pete merasa sedikit sakit dan tersentak kaget. Selebihnya menjadi cepat mereda. Nyatanya, pukulan Revi samasekali tidak berarti bagi Pete.
Kemudian Pete balas menuju wajah Revi. Saat senior Pete meninju balik, Revi terhempas, mental, terjatuh. Kemudian bangkit dan berjalan pergi.
"Aku puas," ucap Leo. Dan diakhiri dengan tertawa puas.
Ada dendam di hati Revi terhadap semua rekan penjaga, di sini.
Suasana kembali hening.
"Permisi, apakah ada pekerjaan untukku?" Tanya pria berambut merah.
"Ada," jawab Nirvana.
"Namaku Watson!"
"Aku, Nirvana!"
Mereka berdua berjabat tangan.
"Ikut aku!" Nirvana bergegas, lalu diikuti Watson.
Nirvana akan merekrutnya untuk menjadi Jeageris.
Bersambung.