Destroyer adalah baju zirah ajaib yang dibuat oleh Raja Dewa Norse, Odin. Ketika pertama kali muncul itu mengisyaratkan bahwa Destroyer telah dibuat sebagai senjata untuk menghadapi ancaman gelap.
Para aesir dan vanir yang ada di Asgard council generasi setelah Ragnarok telah mereformasi the destroyer.
Kini destroyer menjadi automata yang flexible, dengan mobilitas nya yang tinggi. Seperti modernisasi teknologi di dunia, the destroyer dikembangkan menjadi lebih kecil dan praktis. Kerangka yang ringan dan lebih kuat. Kulit sekeras perisai berlian ditambah armor aigis. The destroyer punya artificial Intelegent dan jiwa layaknya mahluk hidup.
Sebagai automata modern, the destroyer versi baru punya versi kepribadian lebih emotion less daripada manusia.
Bagaimana pun, destroyer punya kapasitas yang cukup untuk dapat menyulitkan dewa aesir atau vanir. Council of Asgard, ada banyak the destroyer sebagai tentara penjaga Asgard.
Masing-masing aesir atau vanir mendapat pembagian destroyer sebanyak satu unit. Eris mendapat salah satunya.
____________________________________________________
Ruang rawat.
Satella ada di ruang rawat sekolah, menutupi mata dengan tangan saat mengintip seorang pasien.
"Gak tega aku melihatnya." Satella mengintip.
Di dalam bilik kamar pasien, yang disekat tirai, pasien dirawat oleh perawat wanita berambut cokelat. Kendati lukanya di jahit, salep ajaib yang terbuat dari tumbuhan magis mampu memulihkan bekas luka. Bekas luka hilang seolah-olah tidak pernah ada luka sama sekali, sebelumnya.
"Daging dan kulit tersayat, sedang dijahit." Bisik Satella.
Tidak kuat menyaksikan, Satella berjalan ke pintu keluar.
"Dasar, adik kembar gak punya ahlak!" Satella geregetan.
Singkat cerita, butuh dua hari saja bagi Nirvana untuk pulih.
*************
Ruang kebutuhan.
Kali ini Nirvana memasuki ruangan diajak Minerva.
"Terimakasih sudah mau bantuin. Stress dah kalau gak ada yang mau bantu ngetik di mesin ketik, kalau salah ketik, harus ngulang. Makasih, aku suka kamu, kamu baik banget."
"Ngomong-ngomong, mau apa kita kesini?"
Di hadapan mereka ada gadis cute berambut pirang. Rambut pirang pendek, bermodel bob. Gadis yang berambut pirang bob, tubuhnya mungil. Mungkin 155 centimeter.
"Sudah dapat orangnya?" Tanya dewi Eris.
"Orang dalam, penjaga kita, aku memilih Nirvana untuk mengatur artefak Asgard." Minerva menunjuk kearah Nirvana saat bicara dengan dewi Eris.
Sekilas, dewi Eris melangkah lagi kearah Nirvana.
"Apakah kamu bersedia dijadikan operator kami? The destroyer harus ada yang mengaturnya--"
"The destroyer?"
"Iya, the destroyer."
Nirvana mencerna kata-kata dewi Eris.
"The destroyer yang bahkan bisa membuat dewa Thor kewalahan dimasa lalu?" Tanya Nirvana.
"Hei, bagaimana kamu bisa tahu begitu banyak tentang Asgardia?" Tanya dewi Eris.
Di dunia Nirvana, kisah tentang Asgardia dan dewa Norse adalah pengetahuan umum. Di dunia Nirvana, itu hanyalah dongeng.
Namun disini, adalah kisah yang hanya diketahui suku vanir dan juga aesir. Bahkan kelompok yang jadi kenalan dewi Eris seperti Satella, Violetta, Minerva dan kawan-kawan pun tidak banyak tahu. Kalangan awam dengan ras manusia yang hidupnya di alam Midgard, tidak banyak mengetahui informasi akan alam Asgardia.
"The destroyer telah di nerf. Dulu, adalah destroyer yang di tempa memakai sihir Odin, maksudnya dewa Odin. Sedangkan destroyer generasi sekarang, mengandalkan sisa-sisa pengetahuan dan sarana magis yang ada. Meski daya magis destroyer masa kini tidak sekuat destroyer di era sebelum Ragnarok, aku percaya bahwa the destroyer sudah di modernisasi--"
"Ada benarnya sih. The destroyer jaman sekarang lebih mirip kaya manusia. The destroyer jaman dulu seperti zirah kosong yang dipasang kepada manekin logam."
"Hey, bagaimana kamu bisa tahu tentang bentuk the destroyer jaman dulu?"
Lagi-lagi dewi Eris heran dengan pengetahuan Nirvana.
Singkat cerita, dewi Eris memandu Nirvana untuk mendapat otoritas komando terhadap the destroyer.
Proses selesai....
Nirvana bertatap muka dengan the destroyer.
"Aku the destroyer, tugasku adalah mematuhi perintah dari pemilik otoritas komando." Robot wanita berambut pirang pun berbicara.
"Beri dia nama!" Pinta dewi Eris.
Maka Nirvana memikirkan sebuah nama.
"Namamu adalah Clarent!"
"Afirmatif, namaku adalah Clarent."
Nirvana bilang bahwa destroyer bernama Clarent. Maka destroyer mematuhinya. Warga Asgardia memandangnya sebagai subjek Asgard yang disebut the destroyer. Sementara Nirvana menganggap destroyer sebagai automata atau android pelindung.
Di universe Nirvana, yaitu bumi, Clarent lebih dikenal sebagai automata atau robot android.
Sesuatu yang dianggap sains fiction oleh dunia futuristik tempat lahir Nirvana, adalah hal nyata di dalam universe ini.
"Clarent, aku minta kamu untuk melindungi kastil ini dari sosok penyerang. Aku juga minta kamu bersikap baik kepada orang-orang."
"Roger, Clarent akan mematuhi perintah mu."
Clarent sangat patuh pada Nirvana, karena otoritas komando.
"Namaku Nirvana."
"Dimengerti, mulai saat ini, Clarent akan memanggil mu dengan nama, Nirvana."
Singkat cerita, Clarent sudah ada dalam lingkungan kastil. Clarent berpatroli di setiap lorong. Tentu Nirvana sudah menceritakan pada penjaga lain tentang Clarent.
Clarent adalah penjaga yang baru, dan yang terkuat saat ini.
************
Lorong sekolah.
Di lantai empat, Clarent sedang berjalan. The destroyer mengalami modernisasi sedemikian rupa. The destroyer menjadi begitu mirip dengan manusia. Hanya saja cara mereka membentuk ekspresi tidak mirip manusia.
Berpatroli, dengan cermat.
Wajah Clarent begitu datar, terlalu datar. Orang-orang akan mengira bahwa Clarent seorang kuudere.
"Lantai empat aman, saatnya untuk pergi patroli ke lantai tiga." Clarent, terdengar nada yang amat datar.
Clarent melangkah ke sudut lain lorong, tiba di tangga. Clarent pun menuruni tangga.
Mengabaikan wajah yang terlalu minim ekspresi, Clarent sangatlah mirip dengan manusia. Anatomi tubuh Clarent dibalik baju, mirip lekukan tubuh manusia daripada robot. Kulitnya, benar-benar kulit manusia kalau kita lihat. Clarent memakai baju putih sederhana, ditambah almamater penjaga.
Mungkin pukulannya akan setara dipukul batang logam daripada lengan manusia normal. Telunjuk Clarent dapat menembak proyektil kecil sebesar 9mm, proyektil yang sama dengan peluru handgun.
Tanpa pedang, Clarent mampu menangkis pedang dengan tangan kosong. Tangannya sekeras steel gauntlet.
Dipinggangnya, ada pistol mesin. Biasa kita kenal sebagai Scorpio. Apabila nanti terjadi pertempuran, lengan Clarent dapat dipersenjatai dengan gatling gun kaliber besar.
Ada beberapa granat berada pada sabuk yang dikalungkan Clarent.
Clarent melewati sebuah toilet.
"Penjaga, siapapun, tolong aku!"
Maka Clarent yang seorang wanita, memasuki toilet pria.
"Ada yang bisa aku bantu?" Tanya Clarent.
"Anak-anak bandel itu mengunci diriku lagi! Tolong bukakan pintu toilet nya segera!" Siswa tersebut, merengek.
"Segera," gumam Clarent.
Bruk....
Clarent menonjok pintunya sekali saja, pintu terlepas dari engselnya. Sebegitu kuatnya Clarent, sehingga pintu depan mudah dirusaknya.
Alih-alih berterimakasih, pelajar tersebut berlari ketakutan. Maka Clarent mengangkat bahu, lalu melanjutkan tugas patrolinya.
Scene pun berlanjut ketika Clarent berpapasan dengan Nirvana.
"Nirvana," seru Clarent, dengan nadanya yang datar dan ekspresi minimnya.
"Hai Clarent," sahut Nirvana.
Clarent mulai melewati Nirvana, melanjutkan patroli.
"Semua baik-baik saja?" Nirvana bertanya.
"Iya, baik," balas Clarent, nadanya datar, ia lurus berjalan.
Nirvana pun merasa demikian....
~Bersambung~