Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 92 - Mendapat Grimiore, ajakan kencan

Chapter 92 - Mendapat Grimiore, ajakan kencan

Latar belakang.

Grimiore merupakan satu dari rahasia seni sihir Charlotte. Klan Charlotte mengabdi kepada kerajaan, membagi-bagikan versi prototipe dari grimiore. Semua ahli sihir di kerajaan Vilenchia memiliki grimiore. buku grimiore, kini dijual di berbagai toko sihir kendati klan Charlotte tidak menjualnya.

Grimiore dipasaran, karena ahli sihir yang mendapat jatah pembagian grimiore, lalu dijualnya di toko perlengkapan sihir. Orang yang membeli grimiore, biasanya traveler. Orang dari luar kerajaan tidak mendapat pembagian grimiore, makanya mencari dari ahli sihir di kerajaan Vilenchia yang butuh uang dan menjual grimiore nya.

Selama grimiore belum diaktivasi, maka bisa dijual. Tapi ketika sudah diaktivasi, kepemilikannya sudah tidak bisa berpindah lagi.

Tentang grimiore.

Ahli sihir memiliki batasan dalam hal mempelajari mantra. Jumlah mantra yang dapat dikuasai ahli sihir, umumnya hanya mencapai delapan slot skill aktif. Sisanya adalah aneka keterampilan pasive. Untuk mempelajari slot kesembilan, penyihir akan sangat kesulitan. Satu-satunya cara yaitu dengan melupakan salah satu mantra agar slot mantra dalam ingatan bisa berkurang.

Ahli sihir akan melupakan mantra yang dianggap lemah, lalu mempelajari mantra lebih tinggi. Ketika melupakannya, penyihir dapat menyimpan mantra itu ke dalam sebuah skill card. Orang yang tidak punya penguasaan mantra, dapat menguasainya secara instan dengan mengkonsumsi skill card. Biasanya skill card sangat dihargai di toko perlengkapan sihir. Semakin bagus mantra nya, semakin mahal harganya.

Grimiore memiliki kemampuan untuk menyimpan mantra yang kita ingat. Cara kerjanya yaitu melupakannya mantra lalu memindahkannya dari ingatan ke dalam halaman grimiore. Bisa dengan cara memindahkan dari ingatan kita sendiri, ataupun memindahkan dari skill card.

Fungsi grimiore.

Grimiore berfungsi sebagai fitur untuk menyimpan mantra pengguna, yang tidak dapat tertampung oleh kapasitas penyihir. Cara untuk menambah slot penguasaan mantra tanpa menggunakan grimiore merupakan cara yang konyol dan kurang efektif. Caranya dengan mengorbankan beberapa dari ingatannya sendiri untuk dihapus.

Karena grimiore terhubung ke pemiliknya maka penyihir tidak bisa menggunakan grimiore milik orang lain. Grimiore akan menguap, lalu lenyap saat pemiliknya mati.

_________________________________________________

Hari berikutnya Nirvana ada di ruangan owner sekolah. Satella memberikan grimiore original, dengan ketebalan tiga kali lipat daripada yang bisa didapatkan dengan bebas.

"Kamu paham kan?"

"Iya."

Nampaknya, Satella baru selesai menjelaskan fungsi grimiore.

"Baiklah, mari mulai ritual aktivasi grimiore ini!"

Dan kini Nirvana sudah memiliki grimiore. Akan tetapi, ia butuh item bernama skill card tuk menyimpan sihir didalam grimiore.

"Aku memberimu satu!" Satella meletakkan sebuah kartu.

"Terimakasih," ucap Nirvana.

"Ini adalah kartu keterampilan yang berisi skill perisai es. Dengan perisai es, kamu bisa menghadapi serangan grimiore."

Monster ber-properti element es, lemah terhadap api. Tetapi perisai es, kuat terhadap api. Di sini element monster dan element perisai sihir tidak dianggap sama.

Tak lama, datanglah seorang tanpa mengetuk pintu.

"Aku baru saja tawar menawar, aku punya barang rare. Aku memberimu kartu keterampilan, berisi keahlian multi casting." Violetta mendekat, meletakkan skill card diatas meja.

Nirvana hanya meletakkan kartu keterampilan diatas lembar kosong grimiore. Setelah kartunya terurai, muncul tulisan rune kuno diatas lembaran grimiore. Setiap kartu keterampilan akan menghabiskan lembaran yang berbeda-beda. Sihir rendah, menghabiskan sedikit slot lembaran sementara sihir tingkat tinggi menghabiskan banyak slot.

"Permata hitam berisi sirkuit magis palsu yang aku cangkok ke tubuh mugle mu, cukup sakti untuk bisa membuat mantra shinful shell yang kuat. Aku percaya, tinggal tambah mantra crest, lifrasil, maka serangan senjata api mu akan sangat kuat!"

Ada kelegaan diwajah Satella, seolah merasa yakin bahwa adiknya dapat dipensiunkan sebagai pengguna kekuatan shapeshifter.

***************

Nirvana baru keluar dari ruangan owner, ada di lorong kastil. Namun disusul lagi oleh Satella.

"Hei, tunggu...."

Nirvana balik badan, menatapnya, diam menyimak.

"Besok minggu kan, Seninya hari nasional, Selasa perayaan festival tradisional. Di tambah atas dekrit raja, Rabu libur. Banyak sekali ya liburnya--"

Satella men-jeda, masih diam.

"Weekend, kamu tidak ada rencana kan? Mau Weekend bersamaku atau tidak? Tapi aku gak mau gak, besok harus weekend bersamaku, aku memaksa!"

Itulah yang ia katakan, lantas itu membuat Nirvana bingung.

Hanya harus berkata, baiklah, tuk menerima.

Tetapi bisa juga menolaknya. Dan apabila Nirvana menolak ia akan menjawab dengan....

"Aku sudah ada janji sejak minggu lalu." Nirvana menolak ajakan itu.

"Baiklah." Satella menunduk, lalu perlahan berjalan ke ruang owner sekolah.

Nirvana terus melangkah jauh ke lorong. Ada banyak orang bicara tentang acara weekend yang agak panjang ini.

"Besok, jadi kan ke Elevenia street?"

"Sepertinya iya, kalau aku sih."

"Habis itu, kemana lagi."

Di sana tiga orang siswa sedang merencanakan acara liburan.

Nirvana melangkah lagi.

"Yeay, akhirnya libur yang panjang. Gimana besok, kita akan liburan ke mana?"

"Pedesaan di dekat kota Juno, tapi jangan di kota nya. Ada banyak vila bagus. Kita menginap di pedesaan yang ada pegunungan vulkanik nya."

"Pegunungan vulkanik, mandi air panas, hore...."

"Oh, pegunungan vulkanik itu jauh dari kota Juno. Kalian yakin, aman dari pencuri atau bandit?"

"Iya juga sih."

Empat orang siswi lagi merumpi, merencanakan acara weekend.

Nirvana mengambil empat langkah kedepan, menabrak sesuatu.

"Aduh," keluh seseorang ketika ia menabrak Nirvana.

"Ma--maaf. Kamu kan," orang itu terkejut.

Yang menabrak Nirvana, seorang karyawati administrasi yang cantik bernama Fiana.

"Fiana dari bagian administrasi?" Nirvana memastikan.

"Iya benar, aku Fiana. Senang bisa bertemu kamu lagi. Maaf, maaf ya, maaf." Fiana cengengesan.

"Sudah ku maafkan." Nirvana pun melangkah lagi.

Namun Fiana menarik, menahan tangan Nirvana sekuat tenaga.

"Jangan main pergi saja!" Fiana memprotes.

"Ada apa ya?" Nirvana bersedia mendengarkan.

"A--anu, aku cuma mau tanya--"

"Iya, iya."

Di tengah ucapan, Fiana merasa ragu-ragu campur malu.

"Besok weekend kan--"

"Benar."

Lagi-lagi Fiana bicara dengan cara setengah-setengah.

"A, uh, anu, gini. Ma--maukah pergi bersamaku?"

Ternyata ini ajakan date.

"Cepat jawab!" Fiana gemetaran.

"Tapi aku sudah punya janji dengan orang lain," jawab Nirvana.

"Pergi kencan denganku!" Fiana meluapkan rasa gugupnya sehingga terdengar setengah menjerit.

"Maaf, tidak bisa, aku sudah ada janjian." Nirvana menolak.

"Begini, aku dan rekan karyawati lainnya akan piknik ke penginapan. Ini alamat nya, kalau mau datang, datanglah. Nanti aku biayai untuk penginapan. Aku traktir juga kok."

Fiana memaksa keberanian untuk mengatakan itu.

"Sekali lagi maaf, aku tidak bisa." Nirvana menolak.

"Apa, a--apa gara-gara aku gak ada manis-manisnya?" Fiana dengan ekspresi pemalu nya yang cute.

"Kamu cute juga cantik kok, sangat cantik. Tapi aku sudah ada janjian." Nirvana menjelaskan.

"Aku gak mau pergi sendirian. Aku bakalan pergi kesana dalam kondisi lajang deh." Fiana memalingkan wajahnya.

"Iya, maaf. Aku sarankan ajak yang lain saja," kata Nirvana.

"Di tolak ya?" Fiana muram.

"Iya, maaf, aku sudah berjanji akan pergi dengan orang lain." Nirvana merasa tidak enak saat melihat raut wajah Fiana.

Fiana bersikeras.

"Jadilah pacar pura-pura untukku!"

"...."

Nirvana menyimak saat Fiana jadi salah tingkah, lalu Fiana jadi malu sendiri.

"Nanti aku bayar. Pura-pura jadi pacarku, supaya aku bisa tenang. Capek tau, ditanya-tanya terus. Mereka bertanya, mana pasangan kamu, kapan kamu punya pasangan, dan lainnya," keluh Fiana.

Raut wajah Fiana, menjadi cringe seketika.

"Maafkan aku, tidak bisa." Nirvana menegaskan.

Fiana memberi senyum mekar, sebagai upaya merayu. Lalu Fiana Melambaikan tangan saat pamit.

"Baiklah, aku pergi. Kalau berubah pikiran, hubungi aku!" Fiana pun melambaikan tangan sebelum ia beranjak pergi.

Nirvana melanjutkan langkahnya.

***

Kafetaria.

Akhirnya Nirvana ada dalam masa santainya. Minum kopi di kafetaria sekolah. Rasa kopi di jaman ini jauh lebih original dari jaman modern dikarenakan kualitas mentahannya sangat-sangat tinggi.

"Lebih mantap dari kopi di bumi," gumam Nirvana, seraya menikmati cangkir besar kopi mochaccino.

Sedikit demi sedikit, di nikmati, aromanya dan rasanya.

Tiada angin tiada hujan, seorang berada satu meja dengan nya.

Nirvana kaget.

"Jangan kagetan gitu dong! Aku ini sekutu utama mu tau. Apa karena kamu terlalu banyak minum kopi, kafein terlalu banyak tidak baik untukmu, untuk jantungmu tau!" Violetta menceramahi.

"Kalau gitu, kamu juga berhenti merokok dan minum anggur yah!"

Atas balasan Nirvana, Violetta pun tertawa lama. Tawanya jauh lebih lepas dari biasanya.

"Baik, jangan saling larang," ucap Violetta.

Beda dari yang lain, Violetta tahu tanpa bertanya.

"Tolong batalkan janjian mu itu. Ia pasti akan mengerti dan paling juga cuma sedih sebentar dan kecewa sejenak. Tebus rasa kecewanya lainĀ  waktu. Batalkan janjian mu, lalu kencan denganku. Kita tamasya ke tempat yang mewah," ujar Violetta.

Violetta meminta Nirvana untuk melanggar janji. Respon Nirvana dapat diprediksi oleh Violetta, tapi Violetta masih berharap keajaiban membuat kondisi berubah. Pada kenyataannya, tetap sama. Masih persis sesuai ramalannya.

"Maaf, aku tidak akan melanggar janjian ku," balas Nirvana.

Raut wajah Violetta yang minim ekspresi semakin muram.

"Sudah kuduga, ramalan tak dapat diubah begitu saja," gumam Violetta, menaruh telunjuk di dagu, dengan bibir ungu gelap yang cemberut.

Violetta dengan jubah panjang yang hampir menyapu lantai, berdiri dan membelakangi Nirvana.

"Aku berharap, kamu tidak akan serasi dengan gadis selain diriku. Kamu takkan serasi, kamu takkan serasi, kamu takkan serasi, kamu takkan serasi, kamu takkan serasi, kamu takkan serasi, tidak akan--"

Violetta terbawa suasana sampai ekspresinya jauh lebih meledak daripada biasanya.

"TIDAK AKAN!" Dan tanpa sadar, Violetta sedikit berteriak.

"Maaf ya, aku selalu bersemangat, sampai nanti." Membuat ekspresi minim, melambai, Violetta pergi.

Tidak lama, datang seorang wanita pirang yang montok berisi, tetapi sedikit atletis. Saat Nirvana sedang memandangnya, ia seperti melihat seorang atlet tenis wanita.

"Aloha, orang dalam," seru Minerva, menyapa.

"Kepala sekolah," sahut Nirvana.

Kini Minerva yang duduk di kursi yang tadi diduduki Violetta.

"Jadi begini, akan ada liburan tiga hari. Aku pusing dengan kertas yang harus aku isi. Bisa bantu aku, aku sakit kepala karena berkas-berkas tersebut. Bantulah aku." Minerva memohon bantuan.

Tau-tau seorang muncul dari wujud invicible nya.

"Bantulah, kak!"

"Anna?"

Gadis berambut ungu muncul.

"Terimakasih telah menolak semua ajakan demi menepati janji dengan aku. Aku bantu kalau kakak mau menolong pekerjaan dari kepala sekolah," ujar Anna.

"Terimakasih kalian," ucap Minerva.

"Ibu, ibu, kalau Anna gak mengerti, tolong ajarin. Anna akan bantuin." Anna memberi gestur ramah.

"Menulis surat kelakuan baik, ini terlalu banyak deh. Aku terlalu banyak santai pas kemarin, jadi kelupaan buat ngerjain ini. Tolong bantulah aku." Minerva meminta bantuan.

"Bantulah kak!"

"Baiklah."

Anna membujuk, Nirvana setuju.

"Terimakasih ya, kalian." Minerva merasa lega.

~Bersambung~