Di universe ini ada dua kalangan, yaitu pejuang dan non pejuang.
Untuk pejuang akan dibagi menjadi dua job kelas, yaitu kesatria dan penyihir. Kemudian akan dipecah menjadi beberapa build, sesuai dengan dimana kelas pekerjaan pejuang dipelajari. Kalau untuk kesatria hanya di akademi militer, berpusat di kota Trost, kadipaten Vilenchia tenggara. Akademi yang dikelola pemerintahan, di bagi kedalam beberapa sektor. Seperti sekolah negeri 01, 02, 03, 04 dan seterusnya.
Untuk kelas penyihir ada empat akademi di kota yang berbeda. Dikelola oleh pendiri yang pada umumnya seorang praktisi sihir terkemuka. Lalu diwariskan tiap generasinya.
Setiap akademi punya build mage yang berbeda-beda.
Selama tiga tahun, mempelajari sepuluh persen dari potensi yang dimiliki penyihir. Di mana untuk menjadi penyihir matang, mereka mengasah bakat di serikat penyihir atau rumah penyihir jika punya potensi yang bagus.
___________________________________________________
Kemarin Nirvana melakukan sesi latihan ringan agar paham tentang cara melawan Pyromancer. Kini berada di training ground dengan dipandu oleh Violetta. Niatnya sih untuk memberi masukan.
"Apakah kamu pernah terbentur defensif barrier mu sendiri?"
Setelah Violetta bertanya, Nirvana mengingat satu momen. Nirvana dihempaskan sihir angin, terpental hingga punggungnya membentur barrier transparan yang keras.
"Aku tahu jawabannya." Violetta menyimpulkan.
"...." Nirvana merasa ngilu pada punggung walau sebenarnya tak terdapat luka sama sekali.
"Apa kamu tahu, kalau barrier itu dapat ditembus proyektil dari dalamnya? Coba kamu ayunkan pedang dari dalam barrier atau tembak pistol dari dalam barrier!"
Violetta meminta Nirvana untuk menguji coba suatu trik.
Mengunakan mantra crest, sebuah defensif barrier dibentuk. Nirvana memunculkan safety wall, sangat transparan namun kokoh, keras.
Memproyeksikan justice sword, mengayunkannya. Pedang dapat menembus safety wall karena itu diayunkan dari dalam.
"Akan menjadi cukup tricky." Pikir Nirvana.
"Coba pakai senjata api!" Violetta meminta cara lain untuk diuji.
Menarik handgun dari sarungnya, lalu membidik. Satu clip peluru ditembakkan, semua peluru nya sukses melewati safety wall yang transparan ini.
Kesimpulannya, safety wall agak tricky. Objek yang datang dari luar tidak dapat menembus kedalam, tetapi objek dari dalam dapat melewati dinding sihirnya. Yang artinya, barrier dapat digunakan lebih ofensif.
"Nah, itu cara kamu menghadapi kembaran Stella. Kamu wajib buat mengandalkan safety wall. Ingatlah bahwa mana point mu terbatas!"
Tutorial dari Violetta pun berakhir disini.
Safety wall umum digunakan oleh white mage. Elemen dari mantra white magic adalah netral. Untuk element cahaya disini akan disebut sebagai radiance.
"Kamu bisa memakai multi-cast setelah Satella memberikan buku grimiore padamu," kata Violetta.
"Grimiore?" Tanya Nirvana.
"Bahas itu nanti, waktunya untuk tutorial berikutnya!" Violetta pun mengabaikan pertanyaan itu.
Violetta berdiri membelakangi Nirvana, melipat tangan sambil menghirup udara segar.
"Karena suka menghirup asap, aku jadi lupa udara sesegar ini." Lalu Violetta berbalik badan.
"Kita mengenal pil ajaib berwarna hitam sebagai obat pemberi efek regenerasi. Tapi efek regenerasi berjalan lambat. Healing potion berwujud cairan konsentrat magis adalah yang terbaik, karena efek regenerasinya cenderung instan. Secepat kilat, dan lukamu akan sembuh. Tapi harganya mahal sih."
Selain itu, Violetta menjelaskan seolah-olah ingin menghadiahkan healing potion. Kini botol potion berada di tangan Violetta.
"Jika si kembaran membolehkan penggunaan healing item, akan ku biayai keperluan mu." Mengukir senyum minimalis matanya jadi demikian teduh.
Namun dalam arena duel, seorang tidak akan membiarkan lawannya mengkonsumsi item. Pasti akan menekan dengan melempar sihir ataupun serangan. Bisa jadi saat seorang memakai healing item, menjadi kesempatan lawan untuk menyerang, memenangkan duel.
Sekarang yang ditunjukkan oleh Violetta adalah batu permata sihir.
"Kamu gak akan meminta ku buat memakan ini kan?" Nirvana ingat sesuatu.
"Kamu salah, ini bukan makanan. Batu sihir untuk dilempar. Mage memanfaatkan ini untuk melawan perisai elementer ketika ia tidak menguasai mantra element sebagai lawan dari elemen perisainya. Pada umumnya, false magecraft ataupun mugle yang jadi ahli sihir dadakan cenderung mengandalkan item. Di buku sejarah ada ahli sihir yang kekuatan magisnya lemah, tetapi pintar dalam memanfaatkan item sihir. Ialah sang penyihir benda."
Setelah menjelaskan, Violetta pun mengeluarkan satu permata sihir.
"Ini namanya pneuma! Permata ini mengeluarkan gumpalan awan yang berwarna hijau, menghambat laju proyektil. Proyektil apapun akan berkurang drastis energi kinetik nya."
Violetta menekankan suaranya, lalu memberi gestur berbisik.
"Harganya mahal banget. Tapi aku tidak keberatan akan itu, aku beri untukmu," bisik Violetta.
Violetta mengambil gestur akan melempar permata sihir.
"Kamu tembak gumpalan awan hijaunya!"
Violetta melempar permata sihir. Gumpalan awan hijau nampaknya udara panas yang mampat. Udara hijau merambat ke atas. Nirvana membidik dengan handgun, lalu menembaki awan hijau tersebut.
Bahkan hingga beberapa clip ia gunakan. Tujuh kali reload peluru.
Setelah gumpalan awan hijaunya berhenti, Nirvana melihat. Peluru senjata api modern, umumnya bisa melaju sampai jarak yang jauh.
"Apa?"
Nirvana kaget karena proyektilnya jatuh tepat di posisi kabut hitam.
"Benar-benar meniadakan energi kinetik!" Nirvana terkejut.
"Yang kamu hadapi adalah magic archer profesional! Jangan dipikir, permata sihir ini bisa membuatnya terhenti," tegur Violetta.
Violetta mengeluarkan halberd miliknya dari gulungan.
"Bagaimana jika dia mulai dengan move set mele combat nya? Ayo kita persiapkan skema pertarungan jarak dekat!" Violetta memasang posisi siaga dengan kapak perangnya.
Nirvana memproyeksikan justice sword.
Sungguh diluar dugaan, ternyata seorang mage seperti Violetta kuat dalam adu tebas. Saat pedang dua tangan beradu dengan kapak dua tangan, pedang akan kewalahan.
Tiba-tiba datang seseorang.
"Mohon maaf, kalian keliru. Starla memakai belati ganda, bukan kapak perang!" Theodore datang.
"Kalau begitu, silahkan berlatih dengan Theodore!" Violetta pun meninggalkan training ground.
Mahluk mitos yang dimiliki oleh rumah penyihir, punya kekuatan sama persis dengan pengguna Shapeshifter nya. Theodore pun memproyeksikan belati ganda, ia mengambil posisi kuda-kuda.
"Bisa dimulai?" Theodore menunggu.
Nirvana memakai justice sword, menyerang Theodore. Latihannya terus berlanjut sampai Nirvana terbiasa dengan pengguna belati ganda. Theodore memulai dengan tempo relatif lambat, sedikit demi sedikit semakin cepat temponya.
Truang....
Latihan berjalan cukup lama sampai Nirvana merasa ahli.
~Bersambung~