Ruang VIP.
Kembali duduk di ruangan owner. Satella bersama Theodore, familiar untuk pewaris rumah penyihir dari waktu ke waktu.
"Jadi begini, Starla bilang, Nirvana harus mengalahkannya agar Starla nurut untuk melepas kekuatan shapeshifter." Satella menunduk, muram.
"Oh, begitu. Shapeshifter bukan lawan yang mudah. Sebelumnya, tuanku mengirim penyihir dari serikat penyihir. Tetapi tidak ada penyihir bayaran yang menang." Theodore menjelaskan situasinya. Itulah kenapa Satella jadi muram.
"Setiap pewaris shapeshifter dari fragmen Phoenix, apakah ada pola tertentu dalam combat? Mungkin terdapat cara untuk counter pola serangan dari Starla sebagai sosok Shapeshifter?" Tanya Nirvana.
Nirvana sudah tepat. Kekuatan shapeshifter Starla pastinya mirip dengan kekuatan Theodore. Walau bagaimanapun, kekuatan Starla asalnya dari Theodore. Ini persis ketika Gandalf menyegel fragmen jiwanya didalam pedang. Keahlian pasive diwariskan beserta crest miliknya. Namun ini lebih kuat.
"Kamu bertanya pada orang yang tepat," ujar Theodore.
Masih duduk, Theodore mengingat kembali.
"Sebagai Pyromancer, Starla akan menembak bola api dari tangannya. Fire rate tinggi, dalam beberapa waktu ia bisa menembak banyak sekali bola api. Dapat memunculkan tornado api yang membuat kamu terpental. Starla bisa membuat dinding api, memental kan kamu. Sebenarnya Pyromancer biasa pun dapat melakukan itu, tapi api yang dihasilkan Starla lebih kuat dari Pyromancer biasa. Puncak dari tingkatan Pyromancer pun masih kalah dengan kekuatan api milik Starla."
Mendengar penjelasan Theodore, Nirvana merasa ngeri. Lalu Satella memberi usulan yang dimentahkan kembali oleh Theodore.
"Cari saja buku startegi untuk melawan Pyromancer, buku yang seperti itu banyak di perpustakaan."
"Tidak masuk akal, master. Starla adalah Pyromancer yang ahli. Saat Starla buntu dengan penguasaan mantra Pyromancer, ia masih ada keahlian magic archer. Sebagai seorang magic archer, Starla terlalu expert. Sekalipun kamu mampu mementahkan move set Starla sebagai pro magic archer, Starla memiliki keahlian dual welding. Dengan memegang belati kembar, sulit adu pukul dengannya dalam pertarungan mele combat."
Atas penjelasan Theodore, Nirvana merasa pusing.
"Aku rasa, aku belum siap." Raut wajah bermasalah ditunjukkan Nirvana.
"Okelah, aku juga gak maksain loh." Satella segera menyender lebih lesu lagi di sofa.
Setelah percakapan ini, Nirvana menjadi sering mengunjungi ruang perpustakaan untuk mempelajari cara-cara counter strategi.
**************
Beberapa saat setelah itu, Satella menemukan Nirvana di ruang perpustakaan. Ada buku startegi player versus player, cara counter Pyromancer. Tapi Nirvana merasa bahwa pengetahuan akan counter strategi ini hanya berlaku bagi Pyromancer tingkat pemula atau amatir. Nirvana merasa, Starla gak bisa dihadapi dengan cara ini. Tapi mencoba apa salahnya, toh skill dibangun dari jam terbang. Untuk membangun jam terbang harus dimulai tahap demi tahap.
"Hai." Satella yang baru datang pun menyapa.
"Hai, juga," balas Nirvana sambil fokus pada buku.
"Kamu lagi sibuk belajar cara buat kalahin adik kembar ku? Duh, aku, gara-gara aku kamu jadi punya kesibukan deh. Maaf, aku telah merampas waktu dan usaha kamu. Kamu berhak gak melanjutkan ini." Satella berdiri dibelakang Nirvana.
"Aku akan memberi bantuan kok. Senang bisa membantu, jangan merasa cemas lagi--"
"Hah-- a--apa kata mu? Jadi kamu melakukan ini semua buat aku?" Satella tersipu gembira.
"Bersiaplah dikecewakan, adikmu sepertinya terlalu overpower. Aku ragu bisa mengalahkannya dalam duel PVP." Nirvana menghela napas yang agak panjang.
"No, is ok, tidak masalah tentang hasilnya. Aku hanya mau kamu melakukan hal sia-sia seperti ini hanya untukku," ucap Satella.
"...." Raut wajah jenuh Nirvana berubah menjadi senyum lega.
"Merasa lebih baik?" Satella dapat melihat perubahan suasana pada Nirvana.
Akhirnya Nirvana menyudahi sesi membacanya. Akan melanjutkan di lain waktu. Mereka berdua keluar ruangan perpustakaan.
Berjalan di lorong.
Nirvana berpapasan dengan gadis rambut hijau yang ia kenal. Sosok yang dikenal sebagai ketua kultus, Rowena ada didepan matanya.
Terkejut, reflek, impulsif, Nirvana memproyeksikan justice sword. Ketika pedang akan menebasnya, sesuatu menahannya.
"Tunggu!"
Pedang tak bisa bergerak karena ditahan oleh kekuatan telekinesis milik Satella.
Tak lama, Satella menjelaskan.
"Rowena, sekarang sekutu kita loh. Sekarang jadi informan kita. Lalu, Rowena sudah bukan lagi ketua kultus." Satella menjelaskan.
"Hei, aku boleh berlindung di kastil kalian? Aku sudah dianggap sebagai pengkhianat oleh faksi iblis, tolong biarkan aku berlindung disini, ya?" Setelah dibebaskan dari ruang kurungan, Rowena jarang terlihat dikastil. Kini ia kembali, meminta tinggal disini.
"Silahkan." Satella mempersilahkan.
**************
Training ground.
Nirvana berada di training ground, dipandu oleh guru sihir api. Guru sihir api bukan hanya mengajarkan kepada Pyromancer, tapi, caster pun. Caster adalah istilah yang mengacu kepada build mage yang klasik.
Mereka mempelajari mantra sihir element. Mereka yang disebut penyihir titik, hanya mempelajari satu elemen. Karena hanya satu, mereka bisa mempelajari mantra pertahanan element, crowd control element dan sebagainya. Namun mereka yang mempelajari dua atau tiga mantra penyerang elemental, berarti tidak mempelajari mantra pertahanan atau crowd control sebagai konsekuensinya. Penyihir sangat ahli, dapat memadukan dua atau lebih element menjadi mantra fusi yang lebih kuat dari mantra elemental yang biasa.
Penyihir titik akan disebut sebagai penyihir api, penyihir es, penyihir petir, penyihir bumi, penyihir angin dan sebagainya.
Pengetahuan dasar seperti itu dipelajari Nirvana di perpustakaan sekolah sejak bulan kedua ada di universe ini.
Yang ada dihadapan Nirvana adalah Makarov, guru ilmu sihir api. Sang pengajar mantra element ataupun teknik pedang sihir, biasanya akan disebut instruktur. Beberapa mata pelajaran lain akan disebut sebagai profesor sihir.
"Jadi, kamu mau jadi Pyromancer?" Tanya instruktur Makarov.
"Bukan, aku ingin belajar cara melawan Pyromancer." Nirvana menyanggah.
"Ah, seperti itu. Kamu seorang penyihir es atau white mage?" Instruktur memastikan.
"White mage." Itulah crest yang Nirvana warisi. Karena berisikan banyak mantra white mage, maka Nirvana menganggap dirinya demikian.
"Baiklah, dimulai dengan teori!" Instruktur Makarov mengangkat tangannya.
Nirvana mulai menyimak.
"Sihir elementer punya kelebihan ketika dipakai untuk menahan mantra elemen. prinsipnya persis kertas, gunting, batu. Sementara pertahanan berbasis sihir putih elemennya netral. Sihir putih tak mereduksi counter elemennya. Kekuatan pertahanan sihir putih hanya sebatas ambang batas shield absorption."
Kini instruktur Makarov berdiri berhadapan dengan Nirvana.
"Tunjukkan sihir pertahanan mu!"
Maka Nirvana memakai mantra magic crest, safety wall. Muncul lingkaran disekitarnya. Di atas lingkaran ada dinding transparan berbentuk balok sampai ke atas.
"Oh, jadi kamu pengguna crest ya. Mantra dari magic crest cenderung lebih boros konsumsi energi magis loh." Instruktur Makarov bersiap menguji perisainya.
Memang betul apa yang instruktur katakan, karena crest biasa berisi mantra yang di over-lock daya magisnya.
"Bersiaplah!"
Pyromancer umumnya memakai mantra fire ball. Meski hanya sihir tier rendah, tapi jika di lewatkan bertubi-tubi akan sangat sakit.
Ukurannya sebesar genggaman tangan. Bola api dilempar hingga menubruk barrier. Bola api pun pecah, berbuah ledakan kecil.
Instruktur melempar bola api lagi, dan seterusnya. Setiap bola apinya telah di jeda. Berkali-kali, bahkan defensif barrier tidak retak.
"Mantra bola api yang ku lempar, adalah versi fast casting. Untuk membuat bola api yang kuat, maka dibutuhkan lingkaran sihir." Pada awalnya sang instruktur hanya melemparkan bola api versi casting cepat. Kemudian tempo tembakan bola apinya semakin intens, kian cepat, bertubi-tubi.
"Inikah yang dinamakan build damage per second." Pikir Nirvana.
Damage per second adalah build dimana player akan spamming skill secara terus menerus, tanpa henti. Jumlah skill yang di spam dalam satu waktu haruslah banyak. Semakin tinggi fire rate, sang DPS semakin dikatakan sangat ahli.
Lemparan bola api kian intens, bertubi-tubi. Dalam satu waktu, lemparan nya sangat banyak.
Hingga instruktur berhenti.
"Mantra crest mu kuat juga," ucap instruktur Makarov.
"Bersiaplah dengan fire ball tipe burst!"
Instruktur memunculkan mantra sihir. Proses sihirnya lebih lama daripada yang sebelumnya. Terasa sangat, bedanya. Lalu bola api yang dimunculkan cukup besar. Melesat sedikit lebih lambat dari bola api kecil, fast casting. Bola api telah menabrak barrier nya.
Duar....
Terjadi ledakan yang lebih kuat daripada sebelumnya. Mulai ada retakan pada defensif barrier nya.
"Mantra crest mu kuat ya," ujar instruktur.
Kemudian instruktur membuat lingkaran mantra yang lebih lama prosesnya. Gumpalan api, sebuah asap merah dengan abu-abu pada pinggiran dan ekornya, bentuknya runcing. Ketika menabrak barrier, berubah menjadi tornado api yang tidak terlalu besar. Dinding pun masih kokoh menahannya.
"Beberapa Pyromancer memiliki kemampuan memunculkan sebuah tornado api dimana pun ia mau."
Begitulah kata instruktur. Sebuah lingkaran sihir muncul. Ternyata gumpalan api muncul di dalam defensif barrier nya. Maka Nirvana terpental keluar barrier dibuatnya.
Bruk....
Terjatuh di rumput pendek.
"Padahal baru tutorial." Nirvana mencoba bangkit.
"Sebagian Pyromancer menguasai sihir terbang. Aku bukan salah satunya. Sayang sekali, aku tidak dapat membantu dengan simulasi seperti menghadapi sihir terbang."
Nirvana mencoba membersihkan pakaiannya dari asap dan rumput yang menempel.
"Pyromancer dapat memunculkan mantra dinding api untuk memberi efek knock back pada lawan yang mendekat. Kamu akan berlari ke posisiku, lalu aku menghalangi mu dengan dinding api. Yang kamu lakukan hanya menghindar dari dinding apinya!"
Pertama instruktur akan mundur, memangkas jarak.
Nirvana akan berlari kearah si Pyromancer. Awalnya instruktur akan membuat dinding api yang jaraknya agak jauh, agar dapat dihindari dengan mudah. Dinding berikutnya berjarak semakin dekat saja, sehingga menguji reflek gerak.
Tiap dinding api disulap didepan matanya, Nirvana berbelok lalu menghindarinya. Begitu, sampai seterusnya. Hingga dinding api disulap dengan jarak yang sangat dekat. Kian sulit.
Nirvana berlari lurus, munculah dinding api, maka Nirvana belok kearah kiri. Lalu didepan dinding apinya muncul lagi, Nirvana pun putar arah. Kemunculan dinding semakin banyak hingga sulit tuk mendekati Pyromancer.
Sampai instruktur nya berhenti menyulap dinding api.
"Kenyataannya, Pyromancer tidak dapat menyulap terlalu banyak dinding api atau mereka kehabisan energi magis." Instruktur men-jeda latihan ini.
Nyatanya, kecepatan lari normal susah untuk menghindari sihir penghalang seperti dinding api.
"Kita sudahi dulu sesi latihan kali ini!" Instruktur menyudahi.
Persiapan kecil-kecilan pun selesai sampai disini.
~Bersambung~