Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 78 - Perjalanan waktu

Chapter 78 - Perjalanan waktu

Fiana dibangkitkan oleh Deus ex Machina, kemudian ia masuk ke dalam pintu dimensi. Fiana melakukan perjalanan waktu.

Kemudian Fiana terbangun di pagi harinya. Wajahnya sangat cemas karena menatap atap mewah yang familiar. Namun cemasnya reda setelah Fiana melihat sosok maid yang dikenalnya. Maid paruh baya yang merupakan maid keluarga Lorrena. Saat ini Fiana terbangun dirumah keluarga angkatnya.

"Aku ada dirumah, aku sudah tidak berada di rumah psikopat itu lagi." Fiana berbisik kepada diri sendiri.

"Anu, nyonya Fiana. Air hangatnya sudah disiapkan. Apa nyonya mau mandi sekarang?" Maid keluarga Lorrena memperlakukan Fiana dengan sangat baik, juga ramah.

"Iya, iya, iya, aku mau...." Fiana membalas dengan sukacita.

Fiana bangun dari tidurnya. Fiana memandang cermin, wajah gadis periang nampak pada wajah cantik Fiana. Lalu menatap ke kalender.

Tahun 845, tahun merpati.

"Ha.... Aku kembali ke dua tahun sebelumnya." Fiana pun menjerit dengan hebohnya.

Dengan penuh sukacita, Fiana pun berjalan ke kamar mandi. Ia akan menikmati mandi air hangat. Tidak lama setelah Fiana masuk kedalam kamar mandi, senandung nada pun mulai terdengar riangnya.

Kita hanya melihat dinding dan pintunya. Tetapi betapa dungunya Fiana membuat kita tahu rutinitas konyol yang sedang ia kerjakan.

Entah kenapa Fiana mengerang sejenak, sedikit mendesah.

"Aduh, aw...." Fiana menjerit nyeri.

"Huaa ... keren.... Aku virgin lagi."

Terdengarlah suara ketawa-ketawa dari Fiana. Lalu tawanya terhenti seolah merenungkan kesalahannya.

"Cara yang dungu untuk mengetes letak selaput darah. Lantas kalau sampai sobek gimana? Perawan sampai pecah karena jari telunjuk, berarti tolol namanya kan!" Fiana menggerutu sendiri.

Fiana menghela napas panjang dan mengampuni kecerobohannya.

"Untung saja selaput nya gak robek karena telunjuk."

Selanjutnya Fiana melanjutkan ketawa-ketawa bodohnya.

Melanjutkan aktifitas menyiram seluruh tubuhnya.

Point of view.

Michele Light usianya lima tahun lebih muda dari Fiana.

Michele terlahir jenius, bakatnya adalah warisan dari darah leluhur Keluarga Lorrena. Sejak lima tahun Michele sudah gemar membaca. Sementara itu Fiana masih belajar membaca di usia ke-11 tahun. Dan Fiana baru fasih membaca di usia ke-13 tahun. Sementara Michele memulai pendidikannya di akademi sihir saat usia 13. Kejeniusan dari Michele Light membuatnya dapat memulai kelas lebih dini, dua tahun lebih cepat dari siswi akademi sihir pada umumnya.

Sementara Fiana adalah seorang mugle. Mugle adalah istilah untuk seorang yang bukan penyihir.

Michele dengan kejeniusan nya mendapat kelas akselerasi sehingga bisa lulus dalam usia 15. Itu adalah hitungan didalam kelas akselerasi.

Darah dengan silsilah ahli sihir dari Michele lumayan panjang, ia juga berdarah murni dengan ayah dan ibunya sama-sama darah penyihir. Itulah hal yang membuat Michele memiliki statistik magic power yang overpower. Sementara itu Fiana hanyalah turunan non penyihir.

Michele Light dijuluki sebagai putri emas.

POV end....

***************

Duduk di meja rias kamarnya, lalu rambutnya dibalut dengan handuk. Sementara seorang maid mengetuk pintu kamarnya.

"Iya?"

"Apa nyonya Fiana mau sarapan?"

"Bawakan saja kesini!"

"Iya, nyonya."

Tanpa masuk kedalam terlebih dulu, maid pun pergi. Sementara suasana nostalgia yang penuh kebebasan dirasakan oleh Fiana. Fiana belum pernah sesenang ini saat dua tahun sebelum kematiannya. Penderitaan selama dua tahun, ia lupakan begitu saja. Fiana memandang cermin.

"Aku tidak pernah merasa sesenang sekarang. Akhirnya aku kembali lagi ke saat-saat kemerdekaan jiwaku, fuhuhu."

Betapa senangnya Fiana saat ini.

Fiana mencoba memunculkan buku Future Diary, sesuai mekanisme dari pemberi artefak dewa. Dan dalam sekejap, artefak ini muncul, ditaruh diatas meja riasnya. Menyisihkan kosmetiknya, menaruh bukunya.

Sebelum membuka lembaran buku, Fiana bernapas berat.

"Tapi, inilah dimana cinta masa kecilku dihasut oleh putri emas, kemudian menjadi jijik terhadap keberadaan ku. Orang tua ku juga seperti tidak menginginkan anak angkatnya tetap disini. Putri emas, menjual ku kepada seorang tuan bangsawan psikopat. Putri emas menjual ku dalam bentuk slave contrac, untuk di barter dengan sumber daya tanah dan juga gold, tenaga kerja paksa. Bahkan dalam usianya yang masih semuda ini, dia sudah mengelola tanah layaknya kaum aristokrat."

Pada titik ini, ekspresi Fiana sudah sangat muram.

"Putri emas selalu saja mendapat semua yang dia mau. Bahkan jika gagal mendapatkannya, ia akan mengambil paksa milik orang lain."

Fiana bertambah murung hingga menyandarkan kening pada meja riasnya.

"Putri emas, merebut segalanya dariku. Padahal aku menyayangi adikku, walau kita bukan saudara kandung."

Suara rengekan, penuh keluhan terdengar.

"Ditambah, kedua orang tua angkat ku sudah berharap aku pergi dari rumah ini. Jelas-jelas mereka tidak mengharapkan keberadaan ku lagi."

Kemudian Fiana mengangkat dagu, sambil menarik napas panjang.

"Baiklah, jika mereka berharap aku pergi jauh, maka aku akan segera meninggalkan rumah itu. Aku tak ingin si putri emas merenggut lagi kebebasan ku. Tidak, di dimensi perulangan ini!"

Fiana menatap cermin, menatap dengan mimik penuh harapan.

Fiana benar-benar membuka buku future diary miliknya. Pertama, lembaran masih kosong, beberapa saat kemudian muncullah tulisan.

"Kamu akan bertemu dengan user justice sword, jika pada tengah hari berada di alun-alun ibu kota."

Itulah kata-kata yang ditulis dalam future diary.

"Sungguh?" Fiana pun gembira.

Tak lama seorang maid pun datang, mengetuk pintu.

"Nyonya Fiana.... Sarapan mu," seru maid.

"Bawa masuk," sahut Fiana.

Maka maid tersebut masuk kamar kemudian meletakkan nampan di meja lainnya.

Lantas Fiana menatap maid dan tersenyum ramah.

"Terimakasih yah atas layanannya," seru Fiana, dengan senyum manis.

"Nyonya Fiana selalu ramah, andai putri kandung tuan rumah memiliki sifat sebaik nyonya Fiana." Maid pun pergi keluar.

Meskipun Fiana hanya anak yang diadopsi, tapi orang-orang di rumah besar ini lebih menyukai Fiana dibandingkan anak kandung dari kepala keluarga Lorrena. Ini bukan tanpa sebab, putri emas walaupun sangat jenius dan berbakat tapi dia angkuh dan sombong. Putri emas cenderung memperlakukan orang dengan strata lebih rendah dengan sangat buruk.

"Aku punya waktu dua minggu sebelum adikku pulang. Aku akan mengambil hati ibu angkat ku. Tujuanku adalah agar aku dapat diajarkan teknik sepesial itu. Aku hanya ingin melakukan apa-apa berdasarkan future diary kok."

Fiana memulai sarapannya.

***************

Fiana akan pergi ke halaman depan mansion. Di sana nampak beberapa butler sedang memotong rumput. Pelayan lainnya sedang memupuk tanaman hias.

Mansion Keluarga Lorena ada di Ivalice city. Keluarga Lorena bukan penguasa aristokrat, tetapi kepala keluarga mendapatkan gelar count hanya sekadar gelar penghormatan. Sejak lama, Keluarga Lorrena telah menjadi rumah bagi para praktisi sihir terkemuka.

"Pagi nyonya Fiana yang cantik." Seorang butler yang berkacamata memberi tegur sapa.

Perlakukan ramah adalah hal yang disukai Fiana. Maka Fiana segera membalasnya dengan ramah. Saat Fiana membalas sapaan, itu akan menjadi senyuman terindah. Fiana memiliki garis wajah periang.

"Selamat pagi, Jhon," sahut Fiana.

Saking tulusnya senyum Fiana, ia membentuk garis bibir yang lebar kesamping, matanya pun hampir tertutup. Membuat setiap orang menjadi luluh atas senyuman itu. Sementara lainnya akan iri kepada seorang yang diberi senyuman.

Gadis berambut hitam nan anggun dan mempesona.

"Ahem." Jhon berdeham.

Jhon adalah butler yang bekerja di mansion ini selama setahun. Jhon memiliki rambut pirang pendek.

"Apakah ada yang bisa saya bantu, nyonya Fiana?" Tanya Jhon.

"Ah, kebetulan," balas Fiana, raut wajahnya menjadi semringah.

"Siap!" Jhon Locke berdiri tegap dengan ekspresi antusias.

"Bisa antar aku jalan-jalan di luar mansion. Biasanya mamah tidak mengijinkan ku pergi keluar kalau tidak diantar--"

"Dengan senang hati."

Jhon memotong kata-kata Fiana. Semua karyawan mansion tentu bersedia melayani Fiana bukan karena patuh, tapi karena mereka menyukai Fiana. Berbeda dengan Michele yang dilayani karena kepatuhan, kendati orang-orang kurang menyukai Michele kecil.

***************

Berada di jalan kota, Fiana terlihat memberhentikan taksi kereta naga. Jhon Locke khawatir, dan bertanya tentang tujuan Fiana.

"Permisi nyonya, kenapa harus menaiki taksi? Apakah anda ingin pergi ketempat jauh? Kalau benar, kenapa kita tidak memakai kereta naga milik nyonya Marisa?" Tanya Jhon Locke.

"Mamah tidak perlu tau ini, aku gak pengen mereka khawatir. Toh aku hanya ingin bertamasya ke ibu kota saja kok," balas Fiana.

"Baiklah, keselamatan anda akan menjadi tanggung jawab saya."

Akhirnya mereka menaiki taksi, dengan Jhon menjadi pengawal dadakan bagi Fiana.

Mereka pun pergi menuju ibu kota kerajaan, dengan taksi kereta naga.

Ditengah perjalanan, Fiana melihat future diary miliknya.

"Jhon Locke adalah artificial spirit."

Itulah yang dikatakan oleh buku future diary.

Lantas Fiana menoleh Jhon lalu memperhatikan secara seksama. Bahkan Fiana memperhatikannya dari kaki hingga kepala. Hali itu membuat Jhon keheranan.

"Apa ada sesuatu yang salah pada diriku, nyonya Fiana?" Tanya Jhon.

"Apa kamu, arti-- artisial spirit--"

"Maksudnya, artificial spirit?"

"Ah, iya, itu."

"Iya benar, nyonya Fiana."

Jhon Locke mengakui fakta itu.

"Artificial spirit itu, apa ya?" Tanya Fiana.

"Iya roh buatan. Kami dulunya manusia, itu yang aku tahu. Kami bangkit sebagai spirit dengan sifat bawaan kami ketika masih jadi manusia, tapi kami tidak memiliki ingatan semasa hidup."

Bahkan setelah Jhon menjelaskan, Fiana tetap tidak mengerti.

"Manusia, berubah, lupa ingatan? Hehehe, mohon maaf, habisnya kapasitas otak Fiana terlalu sedikit untuk memahami hal rumit ini."

Fiana hanya cengengesan. Tanpa terasa, kereta melewati gerbang dinding kota Ivalice.

Fiana memiliki wajah cantik yang memberi kesan manis, dan sangat manis. Fiana selalu tampil dengan rambut hitam terurai yang sangat berkilau. Kilauan hitam rambutnya, sangat terawat menegaskan bahwa Fiana adalah putri dari orang kaya kendati hanya putri angkat.

Biasanya Fiana akan memakai gaun hitam, tapi sekarang tampil dengan gaun putih cerah.

Saat Fiana melihat pemandangan melalui jendela, tanpa sengaja ia melihat pantulan dirinya. Fiana terkejut karena menyadari kedua matanya berbeda. Iris mata Fiana menjadi merah gelap, biasanya ia memiliki iris mata cokelat.

Fiana segera membuka future diary miliknya.

"Iris mata anda mampu melihat segala yang tak terlihat. Iris mata Exclusive yang tercipta karena penderitaan yang telah dialami sebelumnya."

Itulah kata-kata yang tertulis pada buku future diary.

"Jadi, jadi," gumam Fiana.

"Ada yang salah?" Tanya Jhon.

"Tidak, tidak ada apa-apa. Aku lagi mengigau saja." Fiana sedikit malu, sambil menunjukkan raut wajah cemberut yang cute.

"Imutnya," bisik Jhon.

Lantas Fiana membuang muka dari hadapan Jhon Locke.

~Bersambung~